Cari Entri lain

Senin, 15 Desember 2014

TA’WIL : SURAH AT-THUR (GUNUNG PURBA BOROBUDUR)

Dengan Nama Allah yang Pengasih dan Penyayang
1.     Demi Gunung Purba Borobudur
2.     Demi Sabda yang dipahatkan
3.     Pada suatu tempat yang terbuka di sebuah lembah
4.     Dengan bangunan yang sangat megah
5.     Dipagari oleh gunung gunung yang menjulang tinggi
6.     Dikelilingi oleh laut yang bergunung api
7.     Sesungguhnya adzab Tuhan pasti terjadi
8.     Tidak satupun kekuatan yang bisa menolaknya
9.     Ketika angin bergolak diatas langit
10.                        Ketika gunung gunung tampak berjalan
11.                        Suatu fenomena alam telah terjadi, ketika benua yang pernah didustakan telah ditenggelamkan Tuhan
12.                        Dalam keperkasaan Tuhan, mereka ikut memaknai fenomena itu dengan cara bermain main, penuh dengan kesesatan dan kekeliruan.
13.                        Maka doronglah mereka untuk menyaksikan sendiri, fenomena lain yang lebih dahsyat dimasa masa yang akan datang
14.                        Itulah peristiwa lain dari alam yang pernah engkau dustakan
15.                        Apakah engkau anggap sihir atau sesuatu yang engkau tidak atau belum mengerti dan tidak menguasai
16.                        Masuklah didalamnya. Engkau akan terjebak atau tidak, maka engkau harus menyaksikan dengan sabar atau tidak. Itulah kenyataaan yang harus terjadi sebagai balasan.
17.                        Hanya sebagaian yang masih percaya pada ke-Esaan Tuhan yang masih tersisa disecuwil Tanah Sorga Jawadhipa.
18.                        Mereka masih berada pada Lingkup Tanah Sorgawi Nuswantara. Sebab Tuhan masih mau mengembangkan untuk membuktikan kebenarannya.
19.                        Makan dan minumlah dari hasil yang berlimpah ruah diatas sebuah tanah yang Lohjinawi kertoraharjo yang pernah engkau budidayakan.
20.                        Mereka bertebaran disejumlah penjuru pulau dengan sejumlah gadis gadis yang berwajah sangat molek seperti Dewi Sri untuk mengembangbiakkan sejumlah generasi dimana dimana.
21.                        Mereka sudah percaya dengan Ketuhanan Yang Maha Esa dari generasi ke generasi. Mereka memperoleh limpahan dengan hasil yang mereka kerjakan, tanpa Kami kurangi sedikitpun. Sebab setiap usaha manusia memperoleh limpahan dari hasil kerjanya.
22.                        Limpahan itu berupa hasil budidaya dengan sejumlah buah buahan dan sejumlah ternak yang dikembang biakkan.
23.                        Di Nuswantara itu, mereka minum dengan bejana sari buah yang menyegarkan rasa dan melezatkan lidah. Ucapannya santun penuh dengan KEARIPAN.
24.                        Mereka didukung oleh generasi muda belia yang siap melanjutkan cita citanya yang gemerlap dan seperti mutiara.
25.                        Mereka saling berhadap hadapan, memperbincangkan pewarisan itu, agar tetap lestari
26.                        Generasi itu sempat menyesalkan leluhur mereka yang sesat dan yang tidak percaya dengan fenomena alam.
27.                        Tetapi Allah masih memelihara sebagian mereka yang masih ada di Nuswantara.
28.                        Sesungguhnya leluhur mereka terdahulu, percaya pada Ketuhanan Yang Maha Esa yang penuh kasih sayang
29.                        Semoga tetap pada kepercayaan itu. Sebab bakal datang kepadamu sejumlah WALI yang pernah engkau anggap sebagai Peramal dan orang gila
30.                        OM SWASTI ASTU, mereka itu NARASI KETUHANAN yang kamu tunggu, terutama ketika terjadi malapetaka
31.                        Sebenarnya mereka itu telah dinanti kedatangannya
32.                        Om Swasti Astu. Sebenarnya para Wali itu berpikiran sangat cerdas. Om Swasti Astu. Walaupun dituduh melampaui jamannya.
33.                        Om Swasti Astu. Para wali itu membawa kebenaran, walaupun sebagaian orang masih belum percaya.
34.                        Sebab kenyataan sebelumnya, mereka telah menyimpang dengan ajaran terdahulu. (Ketika dibawah pimpinan Nabi Sulaiman dan Ratu Baqa).
35.                        Om Swasti Astu. Kepercayaan terdahulu sudah berubah. Berganti dengan kepercayaan baru yang diciptakan sendiri, memuja gunung dan batu batu terapung.
36.                        Om Sawasti Astu. Para wali itu mampu menjelaskan tentang penciptaan bumi dan langit.
37.                        Om Swasti Astu. Para wali itu mampu berbicara tentang perbendaharaan Tuhan dengan sifat sifatnya yang sempurna (Asma’ul Husna).
38.                        Om Swasti Astu. Para Wali itu seperti punya tangga yang menjulang tinggi dan mampu melihat dan mendengar dari kejauhan.
39.                        Om Swasti Astu. Para Wali itu tidak membedakan antara anak laki-laki dan anak perempuan.
40.                        Om Swasti Astu. Para wali itu tidak pernah minta upah dengan kerjanya yang berat dan padat
41.                        Om Swasti Astu. Para wali itu tidak menjual ilmu pengetahuan yang ditulisnya dalam SULUK
42.                        Om Swasti Astu. Para wali itu mengembangkan ilmu pengetahuan eksak, sehingga mereka terpedaya (terutama ilmu Matematika)
43.                        Om Swasti Astu. Para wali bertuhankan Yang Maha Esa, Allah. Maha suci Allah yang mereka sekutukan dengan kalimat MANTRA, berupa kalimat Pujaan dan kata kata Perlambang.
44.                        Dahulu jika mereka melihat fenomena alam di langit, mereka selalu mengatakan Cuma gumpalan awan yang tindih menindih.
45.                        Biarkanlah mereka dengan dugaan itu, sebab mereka akan dibinasakan dengan dugaannya itu.
46.                        Disaat fenomena alam itu terjadi. Laut meluap menggenangi daratan Gunung api meletus memuntahkan batu membara. Mereka tak mampu berbuat apa apa dan tidak tertolong dengan jumlah mereka yang cukup banyak.
47.                        Sesungguhnya kebanyakan mereka itu dzalim, menganiaya dirinya sendiri dan disaksikan oleh dirinya sendiri, tetapi sebagian besar tidak pernah menyadari (seperti budaya korupsI)
48.                        Bersabarlah dalam menanti ketetapan Tuhan. Sesungguhnya mereka yang berada disamping Tuhan, adalah mereka yang selalu memuji kebesaran Tuhan, pada saat berjalan, bekerja dan berdiri.
49.                        BERTASBIHLAH atas nama Tuhanmu. Ditengah malam yang hening atau pada saat bintang pagi menyapamu.
Maha Benar Tuhan yang mensabdakan
Sejarah Nuswantara Jawadhipa

Banyuwangi, 1 Muharam 1436 H.
HASNAN SINGODIMAYAN
Pengarang “Suluk Mu;tazilah”

ARTI TA’WIL :

Menyimpulkan suatu perkataan atau kalimat dari makna yang tertulis secara harfiyah, kepada makna yang lain secara INTUISI IMAJINATIP, KARENA ADANYA SUATU DATA, BERSIFAT EMPIRIK yang bisa membuktikan kebenaran dan keberadaan dari dan oleh kalimat atau perkataan sebelumnya. (Banyuwangi =2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar