Dengan Nama Allah yang
Pengasih dan Penyayang
1.
Demi Gunung Purba Borobudur
2.
Demi Sabda yang dipahatkan
3.
Pada suatu tempat yang terbuka di sebuah
lembah
4.
Dengan bangunan yang sangat megah
5.
Dipagari oleh gunung gunung yang
menjulang tinggi
6.
Dikelilingi oleh laut yang bergunung api
7.
Sesungguhnya adzab Tuhan pasti terjadi
8.
Tidak satupun kekuatan yang bisa
menolaknya
9.
Ketika angin bergolak diatas langit
10.
Ketika gunung gunung tampak berjalan
11.
Suatu fenomena alam telah terjadi,
ketika benua yang pernah didustakan telah ditenggelamkan Tuhan
12.
Dalam keperkasaan Tuhan, mereka ikut
memaknai fenomena itu dengan cara bermain main, penuh dengan kesesatan dan
kekeliruan.
13.
Maka doronglah mereka untuk menyaksikan
sendiri, fenomena lain yang lebih dahsyat dimasa masa yang akan datang
14.
Itulah peristiwa lain dari alam yang
pernah engkau dustakan
15.
Apakah engkau anggap sihir atau sesuatu
yang engkau tidak atau belum mengerti dan tidak menguasai
16.
Masuklah didalamnya. Engkau akan
terjebak atau tidak, maka engkau harus menyaksikan dengan sabar atau tidak.
Itulah kenyataaan yang harus terjadi sebagai balasan.
17.
Hanya sebagaian yang masih percaya pada
ke-Esaan Tuhan yang masih tersisa disecuwil Tanah Sorga Jawadhipa.
18.
Mereka masih berada pada Lingkup Tanah
Sorgawi Nuswantara. Sebab Tuhan masih mau mengembangkan untuk membuktikan
kebenarannya.
19.
Makan dan minumlah dari hasil yang
berlimpah ruah diatas sebuah tanah yang Lohjinawi kertoraharjo yang pernah
engkau budidayakan.
20.
Mereka bertebaran disejumlah penjuru
pulau dengan sejumlah gadis gadis yang berwajah sangat molek seperti Dewi Sri
untuk mengembangbiakkan sejumlah generasi dimana dimana.
21.
Mereka sudah percaya dengan Ketuhanan
Yang Maha Esa dari generasi ke generasi. Mereka memperoleh limpahan dengan
hasil yang mereka kerjakan, tanpa Kami kurangi sedikitpun. Sebab setiap usaha
manusia memperoleh limpahan dari hasil kerjanya.
22.
Limpahan itu berupa hasil budidaya
dengan sejumlah buah buahan dan sejumlah ternak yang dikembang biakkan.
23.
Di Nuswantara itu, mereka minum dengan
bejana sari buah yang menyegarkan rasa dan melezatkan lidah. Ucapannya santun
penuh dengan KEARIPAN.
24.
Mereka didukung oleh generasi muda belia
yang siap melanjutkan cita citanya yang gemerlap dan seperti mutiara.
25.
Mereka saling berhadap hadapan, memperbincangkan
pewarisan itu, agar tetap lestari
26.
Generasi itu sempat menyesalkan leluhur
mereka yang sesat dan yang tidak percaya dengan fenomena alam.
27.
Tetapi Allah masih memelihara sebagian
mereka yang masih ada di Nuswantara.
28.
Sesungguhnya leluhur mereka terdahulu,
percaya pada Ketuhanan Yang Maha Esa yang penuh kasih sayang
29.
Semoga tetap pada kepercayaan itu. Sebab
bakal datang kepadamu sejumlah WALI yang pernah engkau anggap sebagai Peramal
dan orang gila
30.
OM SWASTI ASTU, mereka itu NARASI
KETUHANAN yang kamu tunggu, terutama ketika terjadi malapetaka
31.
Sebenarnya mereka itu telah dinanti
kedatangannya
32.
Om Swasti Astu. Sebenarnya para Wali itu
berpikiran sangat cerdas. Om Swasti Astu. Walaupun dituduh melampaui jamannya.
33.
Om Swasti Astu. Para wali itu membawa kebenaran,
walaupun sebagaian orang masih belum percaya.
34.
Sebab kenyataan sebelumnya, mereka telah
menyimpang dengan ajaran terdahulu. (Ketika dibawah pimpinan Nabi Sulaiman dan
Ratu Baqa).
35.
Om Swasti Astu. Kepercayaan terdahulu
sudah berubah. Berganti dengan kepercayaan baru yang diciptakan sendiri, memuja
gunung dan batu batu terapung.
36.
Om Sawasti Astu. Para wali itu mampu
menjelaskan tentang penciptaan bumi dan langit.
37.
Om Swasti Astu. Para wali itu mampu
berbicara tentang perbendaharaan Tuhan dengan sifat sifatnya yang sempurna
(Asma’ul Husna).
38.
Om Swasti Astu. Para Wali itu seperti
punya tangga yang menjulang tinggi dan mampu melihat dan mendengar dari
kejauhan.
39.
Om Swasti Astu. Para Wali itu tidak
membedakan antara anak laki-laki dan anak perempuan.
40.
Om Swasti Astu. Para wali itu tidak
pernah minta upah dengan kerjanya yang berat dan padat
41.
Om Swasti Astu. Para wali itu tidak
menjual ilmu pengetahuan yang ditulisnya dalam SULUK
42.
Om Swasti Astu. Para wali itu
mengembangkan ilmu pengetahuan eksak, sehingga mereka terpedaya (terutama ilmu
Matematika)
43.
Om Swasti Astu. Para wali bertuhankan
Yang Maha Esa, Allah. Maha suci Allah yang mereka sekutukan dengan kalimat
MANTRA, berupa kalimat Pujaan dan kata kata Perlambang.
44.
Dahulu jika mereka melihat fenomena alam
di langit, mereka selalu mengatakan Cuma gumpalan awan yang tindih menindih.
45.
Biarkanlah mereka dengan dugaan itu,
sebab mereka akan dibinasakan dengan dugaannya itu.
46.
Disaat fenomena alam itu terjadi. Laut
meluap menggenangi daratan Gunung api meletus memuntahkan batu membara. Mereka
tak mampu berbuat apa apa dan tidak tertolong dengan jumlah mereka yang cukup
banyak.
47.
Sesungguhnya kebanyakan mereka itu
dzalim, menganiaya dirinya sendiri dan disaksikan oleh dirinya sendiri, tetapi
sebagian besar tidak pernah menyadari (seperti budaya korupsI)
48.
Bersabarlah dalam menanti ketetapan
Tuhan. Sesungguhnya mereka yang berada disamping Tuhan, adalah mereka yang
selalu memuji kebesaran Tuhan, pada saat berjalan, bekerja dan berdiri.
49.
BERTASBIHLAH atas nama Tuhanmu. Ditengah
malam yang hening atau pada saat bintang pagi menyapamu.
Maha Benar Tuhan yang
mensabdakan
Sejarah Nuswantara
Jawadhipa
Banyuwangi, 1 Muharam 1436 H.
HASNAN SINGODIMAYAN
Pengarang “Suluk Mu;tazilah”
ARTI TA’WIL :
Menyimpulkan suatu
perkataan atau kalimat dari makna yang tertulis secara harfiyah, kepada makna
yang lain secara INTUISI IMAJINATIP, KARENA ADANYA SUATU DATA, BERSIFAT EMPIRIK
yang bisa membuktikan kebenaran dan keberadaan dari dan oleh kalimat atau
perkataan sebelumnya. (Banyuwangi =2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar