Cari Entri lain

Selasa, 30 Desember 2014

AGAMA KEPERCAYAAN DI KTP

          Didalam Kitab suci Al-Qur’an, ada sebuah Sabda singkat”Atstarul Qadimah”  yang mempunyai arti “Peninggalan masa purba yang masih bisa dilihat dan dirasakan nilai lebihnya”, yaitu suatu “bentuk” kepercayaan dan keyakinan yang bersumber dari Agama, tetapi bukan lagi sebagai agama atau dien.
             Agama generasi ADAM DAN HAWA yang tauhid, berkembang dan berlanjut pada RAS QABIL yang bermukim disekitar Elfurat dan Tigris yang mengolah tanah pertanian dan RAS HABIL yang masih mengembara dan mengembala binatang ternak yang sudah dibudidayakan, disekitar lahan luas yang tak terbatas, telah menjadi kepercayaan Agama HINDU, berupa Kitab Suci yang disebut Epos “Ramayana Mahabrata” yang begitu indah dan agung penggarapan sastranya dengan sejumlah “Perwatakan Manusia sejagad” yang diwujudkan dalam “Bharata Yudha”.
            “Awala Qutila Alaihin Nass” menurut Al-Qur’an “Mula pertama Manusia mengenal perang” antara Ras Qabil dan Ras Habil, dalam memperebutkan “iklima” lambang kesuburan dan kemakmuran sebagai SOSOK Dewi Sri atau Dewi Sita dan Dewi Shinta.
            Agama Tauhid generasi HUD DAN SULAIMAN, telah menjadi kepercayaan Agama BUDHA yang diadopsi secara spiritual pada perjalanan suci GUETAMA SIDHARTA dari Kumar Kanda Gangga di Bharata, sampai kelembah subur Mekong Asia Tenggara dan berakhir di Jawadhipa. Membangun candi Thur Borobudur yang begitu megah dan Monumental. Berpahat dan terpahat cerita SULAIMAN bertemu BALQIS (Al-Qur’an Surat Saba’ dan Surat At-Thur)
            Kemudian Agama dan Kepercayaan Nabi IBRAHIM, leluhur para Nabi itu, berupa “Ke Esaan kepada Satu Tuhan, tanpa adanya Tuhan yang lain yang disembah dan dipuja” yang dikembangkan di Negara  Adijaya Babilonia Asiriya, telah memperoleh perlawanan yang cukup keras dan sengit dari sebagian besar warganya dan Penguasanya yang Samud.
            Tetapi Kepercayaan Ibrahim itu, masih terus berkembang sebagai “Agama Samawi” di sekitar Laut Tengah dan Jazirah timur tengah yang dibawakan oleh MUSA, oleh ISA dan oleh MUHAMMAD. Agama YAHUDI yang dibawa oleh Musa, menjadi Kepercayaan ISRAIL yang tidak pernah puas dengan materi yang tersedia, termasuk dalam mencari ilmu pengetahuan.
            Agama NASRANI yang dibawa oleh ISA, menjadi Kepercayaan Kristiani yangsarat dengan imanjinasi yang intuitip, sehingga sulit untuk tidak dipercaya sebagai Agama, terpecah menjadi beberapa pandangan yang berbeda, ketika tersebar di Romawi dan Benua Eropa.
            Kepercayaan IBRAHIM DAN ISMAIL yang berkembang menjadi agama ISLAM atau Risalah MUHAMMAD yang berpusat di kota purba BAKKAH. Kemudian berkembang begitu cepat menjadi Kepercayaan SUNNY dan kepercayaan SYI’IT, terpecah menjadi 73 firqih atau Aliran. Bukan hanya satu yang benar, tetapi tidak SATUPUN yang benar. Semuanya dan keduanya, selalu membawa nama ISLAM dan berbendera Tauhid.
            Melihat proses perkembangan itu secara antropologik, sebenarnya sudah tidak ada lagi yang namanya Dien atau Agama, tetapi beralih sebagai Aliran atau kepercayaan. Oleh karena itu sudah sepantasnya jika lahir pemikiran untuk “MENIADAKAN” nama Agama dalam KTP.

HASNAN SINGODIMAYAN
Pengarang “Suluk Mu’tazila

Senin, 15 Desember 2014

TA’WIL : SURAH AT-THUR (GUNUNG PURBA BOROBUDUR)

Dengan Nama Allah yang Pengasih dan Penyayang
1.     Demi Gunung Purba Borobudur
2.     Demi Sabda yang dipahatkan
3.     Pada suatu tempat yang terbuka di sebuah lembah
4.     Dengan bangunan yang sangat megah
5.     Dipagari oleh gunung gunung yang menjulang tinggi
6.     Dikelilingi oleh laut yang bergunung api
7.     Sesungguhnya adzab Tuhan pasti terjadi
8.     Tidak satupun kekuatan yang bisa menolaknya
9.     Ketika angin bergolak diatas langit
10.                        Ketika gunung gunung tampak berjalan
11.                        Suatu fenomena alam telah terjadi, ketika benua yang pernah didustakan telah ditenggelamkan Tuhan
12.                        Dalam keperkasaan Tuhan, mereka ikut memaknai fenomena itu dengan cara bermain main, penuh dengan kesesatan dan kekeliruan.
13.                        Maka doronglah mereka untuk menyaksikan sendiri, fenomena lain yang lebih dahsyat dimasa masa yang akan datang
14.                        Itulah peristiwa lain dari alam yang pernah engkau dustakan
15.                        Apakah engkau anggap sihir atau sesuatu yang engkau tidak atau belum mengerti dan tidak menguasai
16.                        Masuklah didalamnya. Engkau akan terjebak atau tidak, maka engkau harus menyaksikan dengan sabar atau tidak. Itulah kenyataaan yang harus terjadi sebagai balasan.
17.                        Hanya sebagaian yang masih percaya pada ke-Esaan Tuhan yang masih tersisa disecuwil Tanah Sorga Jawadhipa.
18.                        Mereka masih berada pada Lingkup Tanah Sorgawi Nuswantara. Sebab Tuhan masih mau mengembangkan untuk membuktikan kebenarannya.
19.                        Makan dan minumlah dari hasil yang berlimpah ruah diatas sebuah tanah yang Lohjinawi kertoraharjo yang pernah engkau budidayakan.
20.                        Mereka bertebaran disejumlah penjuru pulau dengan sejumlah gadis gadis yang berwajah sangat molek seperti Dewi Sri untuk mengembangbiakkan sejumlah generasi dimana dimana.
21.                        Mereka sudah percaya dengan Ketuhanan Yang Maha Esa dari generasi ke generasi. Mereka memperoleh limpahan dengan hasil yang mereka kerjakan, tanpa Kami kurangi sedikitpun. Sebab setiap usaha manusia memperoleh limpahan dari hasil kerjanya.
22.                        Limpahan itu berupa hasil budidaya dengan sejumlah buah buahan dan sejumlah ternak yang dikembang biakkan.
23.                        Di Nuswantara itu, mereka minum dengan bejana sari buah yang menyegarkan rasa dan melezatkan lidah. Ucapannya santun penuh dengan KEARIPAN.
24.                        Mereka didukung oleh generasi muda belia yang siap melanjutkan cita citanya yang gemerlap dan seperti mutiara.
25.                        Mereka saling berhadap hadapan, memperbincangkan pewarisan itu, agar tetap lestari
26.                        Generasi itu sempat menyesalkan leluhur mereka yang sesat dan yang tidak percaya dengan fenomena alam.
27.                        Tetapi Allah masih memelihara sebagian mereka yang masih ada di Nuswantara.
28.                        Sesungguhnya leluhur mereka terdahulu, percaya pada Ketuhanan Yang Maha Esa yang penuh kasih sayang
29.                        Semoga tetap pada kepercayaan itu. Sebab bakal datang kepadamu sejumlah WALI yang pernah engkau anggap sebagai Peramal dan orang gila
30.                        OM SWASTI ASTU, mereka itu NARASI KETUHANAN yang kamu tunggu, terutama ketika terjadi malapetaka
31.                        Sebenarnya mereka itu telah dinanti kedatangannya
32.                        Om Swasti Astu. Sebenarnya para Wali itu berpikiran sangat cerdas. Om Swasti Astu. Walaupun dituduh melampaui jamannya.
33.                        Om Swasti Astu. Para wali itu membawa kebenaran, walaupun sebagaian orang masih belum percaya.
34.                        Sebab kenyataan sebelumnya, mereka telah menyimpang dengan ajaran terdahulu. (Ketika dibawah pimpinan Nabi Sulaiman dan Ratu Baqa).
35.                        Om Swasti Astu. Kepercayaan terdahulu sudah berubah. Berganti dengan kepercayaan baru yang diciptakan sendiri, memuja gunung dan batu batu terapung.
36.                        Om Sawasti Astu. Para wali itu mampu menjelaskan tentang penciptaan bumi dan langit.
37.                        Om Swasti Astu. Para wali itu mampu berbicara tentang perbendaharaan Tuhan dengan sifat sifatnya yang sempurna (Asma’ul Husna).
38.                        Om Swasti Astu. Para Wali itu seperti punya tangga yang menjulang tinggi dan mampu melihat dan mendengar dari kejauhan.
39.                        Om Swasti Astu. Para Wali itu tidak membedakan antara anak laki-laki dan anak perempuan.
40.                        Om Swasti Astu. Para wali itu tidak pernah minta upah dengan kerjanya yang berat dan padat
41.                        Om Swasti Astu. Para wali itu tidak menjual ilmu pengetahuan yang ditulisnya dalam SULUK
42.                        Om Swasti Astu. Para wali itu mengembangkan ilmu pengetahuan eksak, sehingga mereka terpedaya (terutama ilmu Matematika)
43.                        Om Swasti Astu. Para wali bertuhankan Yang Maha Esa, Allah. Maha suci Allah yang mereka sekutukan dengan kalimat MANTRA, berupa kalimat Pujaan dan kata kata Perlambang.
44.                        Dahulu jika mereka melihat fenomena alam di langit, mereka selalu mengatakan Cuma gumpalan awan yang tindih menindih.
45.                        Biarkanlah mereka dengan dugaan itu, sebab mereka akan dibinasakan dengan dugaannya itu.
46.                        Disaat fenomena alam itu terjadi. Laut meluap menggenangi daratan Gunung api meletus memuntahkan batu membara. Mereka tak mampu berbuat apa apa dan tidak tertolong dengan jumlah mereka yang cukup banyak.
47.                        Sesungguhnya kebanyakan mereka itu dzalim, menganiaya dirinya sendiri dan disaksikan oleh dirinya sendiri, tetapi sebagian besar tidak pernah menyadari (seperti budaya korupsI)
48.                        Bersabarlah dalam menanti ketetapan Tuhan. Sesungguhnya mereka yang berada disamping Tuhan, adalah mereka yang selalu memuji kebesaran Tuhan, pada saat berjalan, bekerja dan berdiri.
49.                        BERTASBIHLAH atas nama Tuhanmu. Ditengah malam yang hening atau pada saat bintang pagi menyapamu.
Maha Benar Tuhan yang mensabdakan
Sejarah Nuswantara Jawadhipa

Banyuwangi, 1 Muharam 1436 H.
HASNAN SINGODIMAYAN
Pengarang “Suluk Mu;tazilah”

ARTI TA’WIL :

Menyimpulkan suatu perkataan atau kalimat dari makna yang tertulis secara harfiyah, kepada makna yang lain secara INTUISI IMAJINATIP, KARENA ADANYA SUATU DATA, BERSIFAT EMPIRIK yang bisa membuktikan kebenaran dan keberadaan dari dan oleh kalimat atau perkataan sebelumnya. (Banyuwangi =2014)

SURAT SABA’

(Negara yang dikepang oleh air dan diguyur oleh air)
Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
1.     Segala puji bagi Allah yang memiliki segala apa yang ada di langit dan segala apa yang ada di bumi. Dan bagi Allah segala puji pada hari kemudian. Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.
2.     Allah mengetahui segala apa yang masuk ke dalam bumi dan segala apa yang keluat dari dalamnya. Dan segala apa yang turun dari langit dan segala apa yang naik ke atasnya. Dia Maha Penyayang dan Maha Pengasih dan Pengampun.
3.     Dan sejumlah orang kafir pernah berkata “Hari berbangkit tidak akan datang kepada Kami”. Jawablah “Kebangkitan itu pasti akan datang”. Demi Tuhan yang mengetahui ilmu yang gaib “Sesungguhnya hari kiamat itu dipastikan kedatangannya kepadamu. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak diketahui Tuhan. Sekalipun seberat dan sekecil ION yang ada dilangit dan yang ada di bumi. Dan tidak ada yang lebih kecil dari itu atau jauh lebih besar dari itu. Kesemuanya sudah tercatat dalam Kitab nyata (Al Qur’an).
4.     Allah member balasan kepada sejumlah orang yang beriman dan berbuat kebaikan dengan kerja yang benar dan nyata. Mereka memperoleh ampunan dan dibalas dengan kemulyaan.
5.     Dan mereka yang berusaha untuk menentang ayat-ayat Tuhan dengan cara melemahkan bukti-bukti kebesaran Tuhan. Mereka bakal memperolej adzab yang sangat pedih.
6.     Dan sejumlah orang yang berilmu pengetahuan lewat Kitab Suci Al-Qur’an, telah berpendapat “Bahwa Wahyu diturunkan kepada manusia, berawal dari Tuhanmu “Itulah yang hak dan yang benar, untuk digunakan petunjuk bagi manusia pada jalan Tuhan yang Maha Perkasa dan Terpuja”.
7.     Dan sejumlah orang kafir selalu berkata sesamanya “Maukah engkau saya beritahu, tentang seseorang lelaki yang bercerita Kita, periha; tubuh kita yang telah hancur luluh dimakan jaman, akan utuh kembali dalam bentuk baru?”
8.     Mereka itu telah membuat kebohongan tentang kekuasaan Allah. Om Swasti Astu, sesungguhnya mereka itu telah terjangkit penyakit gila. Mereka tidak percaya hari Pembalasan, mereka berada di dalam siksaan dan kesesatan yang cukup jauh perjalanannya.
9.     Apakah mereka tidak menyaksikan langit dan bumi yang dihadapannya atau proses penciptaannya dahulu. Sebab jika Allah menghendaki, niscaya Allah bisa saja membenamkan mereka kedalam bumi atau menjatuhkan semacam energy dari langit. Sesungguhnya perkara yang sedemikian itu, merupakan tanda tanda kekuasaan Tuhan, bagi setiap hamba yang sadar dan mau mempelajari.
10.                        Telah Kami berikan DAUD kelebihan seperti yang dirirmankan kepada gunung gunung dan burung burung “Bertasbiglah kamu sekalian bersamanya”, sebab Kami telah melunakkan besi untuknya.
11.                        Buatlah baju besi yang kuat dan rapi, ukurlah anyaman dengan tubuhmu. Berbuatlah untuk kebaikan. Sesungguhnya Allah telah melihat apa yang engkau kerjakan.
12.                        Dan Kami utndukkan angin bagi Sulaiman (putra Daud), sehingga perjalanan diwaktu pagi, sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanan diwaktu sore, sama dengan perjalanan sebulan. Dan kami cairkan dan Kami alirkan tembaga bagi Sulaiman, untuk membuat bangunan (Borobudur). Sebagian dari jin itu bekerja untuk Sulaiman atas izin Tuhan. Dan siapa yang menyimpang diantara mereka dari petunjuk mereka dari petunjuk Kami, maka mereka bakal memperoleh adzab dengan api menyala nyala.
13.                        Para Jin itu membuat untuk Nabi Sulaiman, seperti yang dikehendaki berupa Stupa Candi yang menjulang tinggi ke atas dengan sejumlah pahatan cerita dan sejumlah tangga diseputarnya serta peri raksasa yang apinya tetap menyala. Maka bekerjalah keluarga Daud di lembah itu. Mereka sama bersyukur kepada Allah, tetapi sedikit sekali dari hamba hambaku sesudah itu yang mau berterima kasih.
14.                        Ketika Kami tetapkan kematian Sulaiman ditempat itu, tidak sesuatupun yang mengetahui kematiannya, kecuali sejumlah rayap yang memakan tongkatnya. Ketika Sulaiman rebah berbaring, baru kemudian para Jin itu sama tahu tentang kematiannya. Ternyata para Jin tu, tidak menguasai perkara yang gaib. Tentu saja mereka para Jin itu, tidak berada pada siksa menghinakan.
15.                        Sesungguhnya pada bangsa SABA’, terdapat pertanda disekitar negerinya, yaitu kesuburan tanahnya dalam dua kali musim panen, baik pada sebelah kananya maupun pada sebelah kirinya. Makanlah rezeki Tuhan itu sambil mengucap syukur kepada Tuhan karena “NEGARA LOH JINAWI KERTARAHARJA DAN SELALU DALAM AMPUNAN TUHAN”.
16.                        Tetapi jika dihari kemudian mereka berpaling dengan nikmat itu, maka akan Kami datangkan pada Negara itu, berupa nanjir besar yang menggenangi daratannya. Dirubahnya Kesuburan itu menjadi kegersangan tanpa pergantian musim, baik musim penghujan maupun musim Kemarau. Dan yang tumbuh diatas tanah iut, Cuma genangan ar yang bercampur minyak dan menghasilkan buah yang pahit dan rasanya tidak menyegarkan dada.
17.                        Begitulah Kami member balasan pada kekafiran mereka dan Kami tidak menjatuhkan azdab yang sedemikian itu, kecuali kepada mereka yang kekafirannya sudah diluar batas.
18.                        Dan kami jadikan diantara Negara mereka dengan Negara Negara lain yang berdekatan, suatu limpahan berkah, berupa jarak perjalanan yang jauh, tetapi bisa ditempuh dengan mudah. Maka lakukanlah perjalanan itu dari sebuah pulau ke pulau lain dengan aman.
19.                        Tetapi mereka masih juga serakah “Ya Tuhan, jauhkanlah jarak perjalanan itu sampai pada kepualauan lain”. Sebenarnya mereka telah menganiaya dirinya sendiri. kemudian Kami hancurkan cara berpikir mereka yang PALAPA sehancur hancurnya. Sebenarnya yang sedemikian itu merupakan pertanda, jika kekuasaan Allah berada diatas kuasa manusia. Maka bersabar;aj engkau dan bersyukur.
20.                        Sesungguhnya Iblis telah membuktikan kebenaran atas dugaan mereka dengan kenyataan yang masuk akal logika. Kemudian mereka mengkutinya tanpa bukti yang selektika. Kecuali mereka yang yang masih beriman.
21.                        Sebenarnya tidak ada kekuasaan Iblim pada mereka, kecuali sekedar berperan untuk memperdaya keimanan mereka, tentang kehidupan di hari kemudian, yaitu kepada mereka yang masih ragu ragu tentang kehidupan di akhirat. Maka Tuhanmu adalah pemeliharaan segala sesuatu.
22.                        Katakanlah dengan cara menyeru dan mengajak kepada mereka yang telah menganggap “SESUATU itu sebagai TUHANNYA”. Dan sesuatu itu tidak memiliki kekuasaan sebesar Zarrapun dilangit dan di bumi. Sesuatu itu tidak pernah tahu apa apa tentang penciptaan langit dan bumi. Dan sesuatu itupun tidak bisa menjadi pembantanya.
23.                        Maka tidak ada gunanya safaat di sisi Allah, kecuali pada orang orang yang telah di izinkan Allah untuk memperolehnya, sehingga rasa takut telah dihilangkan dari hati mereka, sambil mereka berkata “Apakah telah difirmankan oleh Tuhanmu”. Mereka menjawabnya “Katakanlah itu yang benar”. Dialah Tuhan yang Maha Tinggi dan Maha Benar.
24.                        Katakanlah (Kepada mereka yang menyembah sesuatu itu) “Siapakah yang member rezeki kepadamu yang dari Nirwana dan yang turun ke buana. Katakanlah “Dari Allah yang Maha Esa. Sesungguhnya kami dan kamu. Pasti dalam kebenaran yang sama atau dalam kesesatan yang samar dan nyata”.
25.                        Katakanlah “Kami tdak ditanya tentang dosa yang kamu perbuat dan kamu tidak ditanya tentang dosa yang kamu perbuat”.
26.                        Katakanlah “Tuhan KITA, akan mengumpulkan KITA semua. Kemudian Tuhan member keputusan antara KITA dengan benar. Allah Maha Pemberi keputusan dan Allah Maha Mengetahui.
27.                        Katakanlah kepada meraka untuk memperhatikan tentang “SESUATU yang menjadi sesembahan dan persembahan yang dihubungkan dengan Tuhan sebagai titik konsentrasi (semacam kiblat). Sekali kali tidak benar dan tidak mungkin, sebab pusat konsentrasi itu hanya pada Allah yang Maha Penguasa dan Maha Bijaksana.
28.                        Dan Kami tidak Cuma mengutus kamu (ya Muhammad, dilingkup terbatas) tetapi untuk seluruh manusia sejagad  (dahulu, kini dan sampai besok di hari kiamat) untuk member penjelasan dan pembenaran. Tetapi sebagian besar manusia, kurang memahami dan mengetahui semua itu yang berkadar pada ilmu pengetahuan yang diperolehnya.
29.                        Kemudian mereka berkata “Kapan hari perjanjian itu akan datang, jika engkau semua orang benar.”
30.                        Katakanlah kepad mereka “Hari yang dijanjikan Tuhan itu pasti datang “Sebab waktu kematian seseorang, tidak bisa ditunda dan tidak pula bisa diajukan”.
31.                        Tetapi orang orang yang kafir itu telah berucap “Kami tidak percaya pada isi Al-Qur’an dan tidak percaya dengan Kitab kitab terdahulu yang beredar diantara tangan tanganmu. Alangkah hebatnya nanti, jika mereka bisa melihat sendiri, orang orang yang tidak percaya itu dihadapan Tuhannya. Sebagian dari mereka menghadapkan percakapannya kepada sebagian yang lain. Sebagian yang jelata kasta rendah, kepada mereka Para Bangsawan Kasta atas dengan cara mengumpat, “Kalau tidak karena ajakanmu dan ucapanmu. Tentu kami tdak menjadi orang yang beriman”.
32.                        Para Bangsawan Kasta Atas yang merasa dirinya paling pintar dan berkuasa, telah mendatangi para Jelata Kasta Rendah, sambil berucap “Bukan kami yang mengajak kamu, tetapi kamu sendiri yang mengikuti kami.”
33.                        Kemudian Para Jelata Kasta rendah itu, menjawab “Sebenarnya tipu dayamu ketika itu, baik siang maupun malam, merupakan usaha kalian, supaya kami tetap bodoh dan lemah dalam batas kekafiran kepada Allah. Keduanya saling mnyesalkan dan menyalahkan antara satu kelompok dengan kelompok yang lalin. Ketika mereka melihat adzab Tuhan berupa kelemahannya dan kebodohannya. Mereka tidak dibalas, sebab apa yang mereka usahakan, merupakan kelemahan dan kebodohan.
34.                        Dan Kami tidak mengutus pada Negara Saba’, seorang Utusan untuk memberi petunjuk tentang kehidupan mereka yang serba kecupukan dan mewah itu. Apalagi mereka sudah berucap “Kami tidak membutuhkan seorang Utusan.”
35.                        Mereka masih berkata dengan angkuh “Kekayaan kami sangat berlimpah ruah dan jumlah generasi kami sangat banyak. Mana mungkin kami bisa sengsara?”
36.                        Katakanlah kepada mereka “Sesungguhnya Tuhan yang melapangkan rezeki bagi siapa saja yang dikehendaki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki”. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti.
37.                        Bukan kekayaanmu dan generasimu yang dapat mendekatkanmu dengan kami, tetapi tingkat kepercayaanmu kepada Kami dan tingkat perbuatanmu kepada sesame, mereka bakal memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan oleh perbuatan itu. Mereka aman dan sentosa. Berada pada tingkat yang tertinggi.
38.                        Mereka berusaha untuk melemahkan ayat ayat Kami tentang hukuman itu, justru mereka telah terjebak dalam hukum karmanya.
39.                        Katakanlah kepada mereka “Sebenarnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki pada hamba hambanya dan bisa pula menyempitkan. Tetapi jika diantara mereka menafkahkan rezekinya itu untuk kebaikan. Maka Allah akan menggantinya dengan setimpal. Daialah, Tuhan pemberi rezeki yang cukup dan baik.
40.                        Pada hari mereka dikumpulkan bersama. Kemudian Allah berkata kepada para malaikat “Apakah mereka dahulu menyembahmu?”
41.                        Malaikat lalu menjawab “Maha suci Engkau yang melindungi kami dari segala dosa. Sebenarnya mereka itu telah menyembah Jin. Sebagian besar dari mereka telah percaya pada keberadaan Jin itu dalam bentuk upacara ditempat tertentu.
42.                        Maka pada hari itu, sebagian kamu tidak lagi berkuasa untuk member keguanaan atau memberi kesengsaraan kepada sebagian yang lain seperti dahulu. Kemudian katakana kepada mereka para Penguasa yang dhalim itu “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang pernah engkau dustakan”.
43.                        Apabila diterangkan kepada mereka bukti yang jelas, mereka selalu menjawab “Hanya cerita seorang lelaki yang berkeinginan untuk menghalangi dan menyaingi kepercayaan kita pada SESUATU SESEMBAHAN yang ditinggalkan nenek moyang kita terdahulu”. Mereka masih pulsa membantah dengan sebuah ucapan “Semua itu tidak lain, Cuma kebohongan sesaat”, tetapi ketika Kami buktikan kejelasannya yang lebih terang, mereka masih juga mengelak dengan mengatakan “Hal itu cuma permainan sihir yang diperagakan”.
44.                        Kami memang tidak pernah member mereka sejumlah kitab untuk dipelajari dan tidak pernah pula mengutus seseorang nabi sebagai utusan. Sebelum kamu sendiri member penjelasan dalam bentuk ramalan.
45.                        Orang orang SABA’ dengan kekayaannya yang berlimpah ruah itu. Masih juga berdusta pada dirinya sendiri. sedang kekayaan yang berlimpah yang diberikan mereka, belum seperpuluh dari apa yang pernah bakal kami berikan kepadamu besuk. Tetapi mereka masih juga mendustakan sejumlah utusan. Alangkah hebat kemurkaan Tuhan nanti kepadanya.
46.                        Katakanlah kepada mereka “Sesungguhnya Tuhan hendak mengingatkan mereka pada satu perkara saja. Yaitu supaya kamu menghadap hanya kepada Allah, baik berdua maupun sendirian. Kemudian memikirkan seseorang sahabatmu yang jauh (di Makkah). Bukanlah dia seorang gila, dia Cuma ingin mengingatkan kamu, sebelum datangnya siksaan yang lebih keras pada bangsa Saba’.
47.                        Katakanlah kepada mereka “JERIH PAYAHKU YANG KUKERJAKAN INI UNTUKMU, DAN HASINYAPUN UNTUKMU, SEDANG JERIH PAYAHKU, HANYA UNTUK ALLAH SEMATA”. Sebab dia mengetahui segala sesuatu.
48.                        Katakanlah kepada mereka “Sesungguhnya Tuhan telah membagikan kebenaran diantara semua BANGSA. Dia Maha mengetahui segala sesuatu yang gaib.
49.                        Katakanlah kepada mereka “Telah datang kebenaran. Maka perkara yang salah tetap salah. Jangan dilulang kembali.
50.                        Katakanlah kepada mereka “JIKA AKU SESAT DAN SALAH, MAKA KESESATAN DAN KESALAHAN ITU, MENJADI TANGGUNG JAWABAKU. JIKA AKU MEMPEROLEH PETUNJUK, MAKA PETUNJUK ITU DATANGNYA DARI TUHAN”. Sesungguhnya Tuhan itu Maha mendengar dan sangat dekat.
51.                        Ketika bangsa SABA’ ketakutan dengan fenomena alam, maka tak seorangpun diantara nereja yang bisa mengelak, sebab fenomena itu bakal terjadi lebih dekat dihadapannya.
52.                        Mereka berucap dengan ketakutan “Sebenarnya kami telah percaya pada kekuasaan Tuhan. Tetapi ucapan itu sudah basi dan sudah terlalu jauh dimasa yang lalu.
53.                        Sebab mereka telah mengingkari kekuasaan Tuhan itu sebelumnya. Dan mereka masih tidak percaya dengan kekuatan gaib, berupa fenomena yang pernah dan sering terjadi di masa lalu.
54.                        Sebab mata mereka telah terhalang oleh kebesaran cita citanya yang sangat tinggi untuk bisa kembali pada kebesarannya dahulu yang pernah diraih oleh nenek moyangnya. Sesungguhnya mereka itu masih dalam keraguan yang mendalam.