Cari Entri lain

Jumat, 08 Agustus 2014

TIEN WA ZAITUN



(Pohon Purba dan Minyak Bumi)
Oleh : Hasnan Singodimayan

AL KITAB Juz 30 yang biasa disebut”Kumpulan Surat Surat Pendek”, merupakan bagian dari Kitab Al-Qur’an yang sangat sampel dan sederhana untuk dihafal dan dijadikan bacaan dalam Sholat dan Sembahyang. Mudah diartikan dan ditafsirkan secara utuh pleh masyarkat kebanyakan untuk mengkaji dan menguji Keimanan dirinya. Salah satu contohnya pada Surat Al-Ikhlas, sebab tak seorangpun para penafsir yang berbeda pendapat tentang maknanya. Termasuk Penganut Agama Tabi”in yang bukan Agama Samawi.
“Qul Huwallahu Ahad. Allahu Samad. Lam Yalid Wa Lam Yulad. Wa :am Yakun Lahu Kufuan Ahad”.
Tafsir dan artinya dalam sejumlah Narasi, hamper satu dan sama walau diterjemahkan dalam bentuk konvensi tektual. Huruf per huruf, kata per-kta maupun Kalimat per-kalimat. Di Negara Kesatuan Republik Indonesia, dirangkum sebagai falsafah Negara “Ketuhanan Yang Maha Esa” suau penafsiran yang sangat brilian untuk menyatukan bangsa yang “Bhineka Tunggal Eka”.
“Katakanlah ya Manusia. Allah itu Tuhan yang Maha Esa, Tunggal dan Widhi. Allah itu menjadi tumpuhan suatu harapan manusia. Yang tidak berputra dan yang tidak diperputrakan. Allah itu tidak bias dibayangkan dengan sesuatu apapun di alam maya pada ini”.
Juz 30 yang berisi 37 surat itu, tidak seluruhnya mampu diterjemahkan secara sederhana. Ada sejumlah Surat dengan ediom ediom yang harus dipecahkan, berdasarkan “Sejarah pribadi Rasulullah dan sejarah perkembanga manusia” dalam skala yang sangat luas, bersifat sangat Universal dan berpijak pada SUNNATULLAH DAN SUNNATURASUL. Ketentuan Allah dan Ketentuan Rasul. Hokum Evolusi dan Hukum Revolusi. Satu diantaranya adalah Surat AT  TIEN.
TAFSIR AL FURQON : Dengan Nama Allah yang Pemurah dan Penyayang. At-Tien (Buah Tien) 1. Perhatikanlah Tin dan Zaitun (Tempat tinggal Nabi Nuh, dimana banyak pohon Tin) 2. Dan Gunung Sinai 3. Dan Negeri aman ini (Negeri Makkah) 4. Sesungguhnya Kami jatuhkan dia dilapisan yang serendah rendahnya 6. Kecuali orang orang yang beriman dan beramal saleh. Maka mereka itu dapat ganjaran yang tidak putus putusnya. 7. Maka sesudah itu. Apakah yang dapat mendustakan ditentang Agama. 8. Bukankah Allah se-adil adilnya Hakim?.
TAFSIR AL JUMANATUL ALI : DENGAN NAMA Allah yang Maha Pengasuh lagi Penyayang. BUAH TIN 1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun (Tin adalah tempat tinggal Nabi Nuh) 2. Dan demi Tursyina 3. Dan demi Kota (Makkah) yang aman 4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia da;am bentuk sebaik baiknya 5. Kemudian Kami kembalikan dia ketempat yang serendah rendahnya (neraka) 6. Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Maka bagi mereka pahala yang tidak putus putusnya 7. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan, sesudah (adanya keterangan keterangan) itu 8. Bukankah Allah Hakim seadil adilnya.
TAFSIR AL MU’TAZIL : Dengan nama Allah yang Pengasih dan Penyayang AT_TIEN (Pohon Purba dan Minyak Bumi) 1. Demi Pohon Purba (yang tertimbun diperut bumi, ketika banjir Nai Nuh dan telah menjadi fosil) dan minyak bumi (yang dhasilkan oleh karbonnya) 2. Demi gunung Tursina (yang masih berdiri sebagai saksi sejarah) 3. Demi Negera (Timur Tengah) yang memperoleh hasilnya (demi minyak itu) 4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu sebaik baik ciptaan (mampu menggali karbonnya menjadi minyak) 5. Dan Kami mampu juga, mengembalikan pada tingkat serendah rendahnya (karena saling berebut dan berperang) 6. Dikecualikan mereka yang masih beriman dan berbuat kebaikan dalam pengaturannya. Mereka bakal memperolej keuntungan (dari minyak) it uterus menerus 7. Bukankah Allah telah mengatur sesuatunya dengan aturan yang adil?
Dengan perbandingan tiga tafsir itu, bahwa Al Kitab tidak hanya berbicara tentang Sorga dan Neraka. Tidak hanya bercerita masa lalu, tetapi bercerita juga masa sekarang dan masa yang akan dating. Sebab arti AL BALAD selalu diartikan secara sempit hanya seputar Jazirah Arab dan Kota Makkah. Arti Al-Balad sebenarnya bias dikembangkan sebagai suatu wilayah atau Negara. Baik berbatasan secara tenis maupun berbatasan secara ekonomis, terutama yang berbatasan secara pulitis dan ideologis.
Dan ketiga tafsir itu masih bersilangan dalam mengartikan “Tin dan Zaitun”. Sebagai pohon atau sebagai buah? Atau keduanya “Pohon dan Buah” tetapi ARTI POHON PURBA yang tertimbun diperut bumi sekian ratis ribu tahun ketika banjir Nabi Nuh yang meretakkan Pangea, merupakan kebenaran yang paling mendekati kebenaran. Tidak terjebak pada Kosakata populis. Karena jaman sesudah itu. Kerajaan di Babilonia, Maksidonia, Kreta. Thebe, Romawi sampai dijaman Nabi, masih menggunakan buah zaitun sebagai bahan penerangan atau pelita. Yang sama dengan wilayah Nusantara, menggunakan buah kelapasebagai pelita dan obor menerangi lingkungan, dalam bentuk minyak yang juga untuk memasak makanan dan pengobatan.
KOSAKATA POPULIS itu sering dipaksakan oleh para Penafsir pada setiap ayat tanpa adanya wawasan yang sangat luas. Salah satu diantaranya arti Al-Balad. Barangkali Surat Al-Balad sendiri dalam juz 30 itu, bisa memberi makna yang lebih rinci pada sejarah perkembangannya di alam semesta ini dan di abad ini. Sebab Kitan Al-Qur’an merupakan kitab terakhir dari seorang Nabi dan Rasul yang terakhir \, harus bersifat sangat global dan Universal. Tidak terikat oleh ruang, waktu dan keadaan seperti yang telah ditafsirkan secara unibersal dalam suatu wilayah pengembangannya yang kemudian dikenal sebagai NEGARA TIMUR TENGAH.
AL BALAD (WILAYAH TIMUR TENGAH). Dengan Nama Allah yang Pengasih dan Penyayang 1. Apakah aku tidak boleh bersumpah pada Negara Timur Tengah 2. Dan Engkau Muhammad, telah kurelakan salah seorang diantara Etnisnya 3. Sejak nenek moyangmu dulu sampai dengan generasimu sekarang, yang tersebar di wilayah Arab (dan Magribi) 4. Sesungguhnya aku mencipkan manusia itu untuk berjuang 5. Apakah manusia tidak menyangka “Bahwa ada takdir lain yang bakal brekuasa?” 6. Mereka kemudian menjawb “Kami telah member kekayaan kami (Berupa keuntungan minyak bumi) jauh lebih banyak 7. Apakah mereka tidak mengerti. Jika ada yang melihatnya? 8. Bukankah Aku telah memeberikan dua mata untuk melihat? 9. Sebuah lidah untuk berbicara dengan dua bibir 10. Dan Aku telah menunjukkan dua jalan perjuangan. Yang gampang dan mudah serta yang sulit dan berat 11. Apakah tidak sebaiknya mereka memilih jalan perjuangan yang sulit dan berat 12. Tahukah kamu? Apakah perjuangan yang sulit dan berat itu? 13. Membebaskan diri dari penjajahan (ekonomi) dan perbudakan semu 14. Dan membagikan makanan bagi bangsa yang masih berkekurangan 15. Serta bangsa yang masih terpuruk dan bernasib sama dengan engkau dulunya dan yang masih bernisab dengan kamu(satu etnis) yang sama) 16. Atau kepada bangsa yang masih mau berpesan tentang keimanan dan saling berpisan tentang kesabaran, tuntuk saling dukung mendukung dengan kasih saying (Solidaritas Humanity) humanisme universal 18. Ssungguhnya mereka itu golongan yang bakal menang 19. Dan mereka yang tidka melihat ayat ayat Kami. ,ereka itu yang bakal kami hancurkan 20. Mereka telah berada pada siksa yang tertutup oleh kebenaran.

Hasnan Singodimayan
Pengarang “Suluk Mu’tazilah”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar