(Pohon Purba dan Minyak Bumi)
Oleh : Hasnan Singodimayan
AL
KITAB Juz 30 yang biasa disebut”Kumpulan Surat Surat Pendek”, merupakan bagian
dari Kitab Al-Qur’an yang sangat sampel dan sederhana untuk dihafal dan
dijadikan bacaan dalam Sholat dan Sembahyang. Mudah diartikan dan ditafsirkan
secara utuh pleh masyarkat kebanyakan untuk mengkaji dan menguji Keimanan
dirinya. Salah satu contohnya pada Surat Al-Ikhlas, sebab tak seorangpun para
penafsir yang berbeda pendapat tentang maknanya. Termasuk Penganut Agama Tabi”in
yang bukan Agama Samawi.
“Qul
Huwallahu Ahad. Allahu Samad. Lam Yalid Wa Lam Yulad. Wa :am Yakun Lahu Kufuan
Ahad”.
Tafsir
dan artinya dalam sejumlah Narasi, hamper satu dan sama walau diterjemahkan
dalam bentuk konvensi tektual. Huruf per huruf, kata per-kta maupun Kalimat
per-kalimat. Di Negara Kesatuan Republik Indonesia, dirangkum sebagai falsafah
Negara “Ketuhanan Yang Maha Esa” suau penafsiran yang sangat brilian untuk
menyatukan bangsa yang “Bhineka Tunggal Eka”.
“Katakanlah
ya Manusia. Allah itu Tuhan yang Maha Esa, Tunggal dan Widhi. Allah itu menjadi
tumpuhan suatu harapan manusia. Yang tidak berputra dan yang tidak
diperputrakan. Allah itu tidak bias dibayangkan dengan sesuatu apapun di alam
maya pada ini”.
Juz
30 yang berisi 37 surat itu, tidak seluruhnya mampu diterjemahkan secara
sederhana. Ada sejumlah Surat dengan ediom ediom yang harus dipecahkan,
berdasarkan “Sejarah pribadi Rasulullah dan sejarah perkembanga manusia” dalam
skala yang sangat luas, bersifat sangat Universal dan berpijak pada SUNNATULLAH
DAN SUNNATURASUL. Ketentuan Allah dan Ketentuan Rasul. Hokum Evolusi dan Hukum
Revolusi. Satu diantaranya adalah Surat AT
TIEN.
TAFSIR
AL FURQON : Dengan Nama Allah yang Pemurah dan Penyayang. At-Tien
(Buah Tien) 1. Perhatikanlah Tin dan Zaitun (Tempat tinggal Nabi Nuh, dimana
banyak pohon Tin) 2. Dan Gunung Sinai 3. Dan Negeri aman ini (Negeri Makkah) 4.
Sesungguhnya Kami jatuhkan dia dilapisan yang serendah rendahnya 6. Kecuali orang
orang yang beriman dan beramal saleh. Maka mereka itu dapat ganjaran yang tidak
putus putusnya. 7. Maka sesudah itu. Apakah yang dapat mendustakan ditentang
Agama. 8. Bukankah Allah se-adil adilnya Hakim?.
TAFSIR
AL JUMANATUL ALI : DENGAN NAMA Allah yang Maha Pengasuh
lagi Penyayang. BUAH TIN 1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun (Tin adalah
tempat tinggal Nabi Nuh) 2. Dan demi Tursyina 3. Dan demi Kota (Makkah) yang
aman 4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia da;am bentuk sebaik baiknya
5. Kemudian Kami kembalikan dia ketempat yang serendah rendahnya (neraka) 6. Kecuali
orang orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Maka bagi mereka pahala
yang tidak putus putusnya 7. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan
(hari) pembalasan, sesudah (adanya keterangan keterangan) itu 8. Bukankah Allah
Hakim seadil adilnya.
TAFSIR
AL MU’TAZIL : Dengan nama Allah yang Pengasih dan
Penyayang AT_TIEN (Pohon Purba dan Minyak Bumi) 1. Demi Pohon Purba (yang
tertimbun diperut bumi, ketika banjir Nai Nuh dan telah menjadi fosil) dan
minyak bumi (yang dhasilkan oleh karbonnya) 2. Demi gunung Tursina (yang masih
berdiri sebagai saksi sejarah) 3. Demi Negera (Timur Tengah) yang memperoleh
hasilnya (demi minyak itu) 4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu
sebaik baik ciptaan (mampu menggali karbonnya menjadi minyak) 5. Dan Kami mampu
juga, mengembalikan pada tingkat serendah rendahnya (karena saling berebut dan
berperang) 6. Dikecualikan mereka yang masih beriman dan berbuat kebaikan dalam
pengaturannya. Mereka bakal memperolej keuntungan (dari minyak) it uterus menerus
7. Bukankah Allah telah mengatur sesuatunya dengan aturan yang adil?
Dengan
perbandingan tiga tafsir itu, bahwa Al Kitab tidak hanya berbicara tentang
Sorga dan Neraka. Tidak hanya bercerita masa lalu, tetapi bercerita juga masa
sekarang dan masa yang akan dating. Sebab arti AL BALAD selalu diartikan secara
sempit hanya seputar Jazirah Arab dan Kota Makkah. Arti Al-Balad sebenarnya bias
dikembangkan sebagai suatu wilayah atau Negara. Baik berbatasan secara tenis
maupun berbatasan secara ekonomis, terutama yang berbatasan secara pulitis dan
ideologis.
Dan
ketiga tafsir itu masih bersilangan dalam mengartikan “Tin dan Zaitun”. Sebagai
pohon atau sebagai buah? Atau keduanya “Pohon dan Buah” tetapi ARTI POHON PURBA
yang tertimbun diperut bumi sekian ratis ribu tahun ketika banjir Nabi Nuh yang
meretakkan Pangea, merupakan kebenaran yang paling mendekati kebenaran. Tidak terjebak
pada Kosakata populis. Karena jaman sesudah itu. Kerajaan di Babilonia,
Maksidonia, Kreta. Thebe, Romawi sampai dijaman Nabi, masih menggunakan buah
zaitun sebagai bahan penerangan atau pelita. Yang sama dengan wilayah
Nusantara, menggunakan buah kelapasebagai pelita dan obor menerangi lingkungan,
dalam bentuk minyak yang juga untuk memasak makanan dan pengobatan.
KOSAKATA
POPULIS itu sering dipaksakan oleh para Penafsir pada setiap ayat tanpa adanya
wawasan yang sangat luas. Salah satu diantaranya arti Al-Balad. Barangkali Surat
Al-Balad sendiri dalam juz 30 itu, bisa memberi makna yang lebih rinci pada
sejarah perkembangannya di alam semesta ini dan di abad ini. Sebab Kitan Al-Qur’an
merupakan kitab terakhir dari seorang Nabi dan Rasul yang terakhir \, harus
bersifat sangat global dan Universal. Tidak terikat oleh ruang, waktu dan
keadaan seperti yang telah ditafsirkan secara unibersal dalam suatu wilayah pengembangannya
yang kemudian dikenal sebagai NEGARA TIMUR TENGAH.
AL
BALAD (WILAYAH TIMUR TENGAH). Dengan Nama Allah yang Pengasih dan Penyayang 1. Apakah
aku tidak boleh bersumpah pada Negara Timur Tengah 2. Dan Engkau Muhammad,
telah kurelakan salah seorang diantara Etnisnya 3. Sejak nenek moyangmu dulu
sampai dengan generasimu sekarang, yang tersebar di wilayah Arab (dan Magribi)
4. Sesungguhnya aku mencipkan manusia itu untuk berjuang 5. Apakah manusia
tidak menyangka “Bahwa ada takdir lain yang bakal brekuasa?” 6. Mereka kemudian
menjawb “Kami telah member kekayaan kami (Berupa keuntungan minyak bumi) jauh
lebih banyak 7. Apakah mereka tidak mengerti. Jika ada yang melihatnya? 8. Bukankah
Aku telah memeberikan dua mata untuk melihat? 9. Sebuah lidah untuk berbicara
dengan dua bibir 10. Dan Aku telah menunjukkan dua jalan perjuangan. Yang gampang
dan mudah serta yang sulit dan berat 11. Apakah tidak sebaiknya mereka memilih
jalan perjuangan yang sulit dan berat 12. Tahukah kamu? Apakah perjuangan yang
sulit dan berat itu? 13. Membebaskan diri dari penjajahan (ekonomi) dan
perbudakan semu 14. Dan membagikan makanan bagi bangsa yang masih berkekurangan
15. Serta bangsa yang masih terpuruk dan bernasib sama dengan engkau dulunya
dan yang masih bernisab dengan kamu(satu etnis) yang sama) 16. Atau kepada
bangsa yang masih mau berpesan tentang keimanan dan saling berpisan tentang
kesabaran, tuntuk saling dukung mendukung dengan kasih saying (Solidaritas
Humanity) humanisme universal 18. Ssungguhnya mereka itu golongan yang bakal
menang 19. Dan mereka yang tidka melihat ayat ayat Kami. ,ereka itu yang bakal
kami hancurkan 20. Mereka telah berada pada siksa yang tertutup oleh kebenaran.
Hasnan Singodimayan
Pengarang
“Suluk Mu’tazilah”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar