Reinkarnasi sejrah punya arti
yang sangat luas dari pada Sejarah Berulang, sebab bisa ditafsirkan lain oleh
pandangan picik yang hanya ,emgacu pada arti harfiah Return, ulang, mengulang
dan berulang, tidak sampai menjurus pada arti “Uswah” dengan nilai spiritualnya
yang di dukung oleh nilai Rirus dan nilai Situs. Tidak terikat oleh waktu,
ruang dan keadaan. Mungkin dalam segala yang lebih luas dan mungkin dalam skala
yang lebih kecil. Mungkin bersifat Global dan Universal dan mungkin juga,
berkadar Nasional dan lokal atau berkadar personal.
Tokoh yang mampu
membaca Reinkarnasi budata dan sejarah itu, adalah para Nabi, baik yang
tercatat dalam Kitab suci, maupun yang terkenal secara fitrah
dilingkungannya,seperti Sidharta Guetama dan Sri Aji Jayabaya dari Dhaha.
Generasi pemikir berikutnya, hanya mempelajari dan menggali dari mereka, baik
ucapannya maupun sikapnya.
Sejumlah
peristiwa, kalau mau dipikir dan dicatat, merupakan pengulangan “ayat ayat
impirik” bagi setiap orang atau komunitas yang mau “berdzikir dan tafakur”
dalam laku dan arti yang sebenarnya, bukan dalam bentuk seremonial penuh
artribut dengan pembohongan dan pembodohan pada ummat.
Ketika Partai
Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia, terkesan mendukung Pemberontakan
PRRI/Permesta di Sumatera dan di Sulawesi. Sejarah Kebo-ijo di Tumampel dengan
Keris Empu Gandring, telah berulang ditahun 1960. Partai Masyumi dan PSI
menjelma menjadi Parai Kebo-Ijo.
Keris Empu
Gandring yang mencuat di Sumatera dan di Sulawesi, dinilai semacam kekuatan
untuk melumpuhkan Tumampel. Justru yang terjadi, seorang remaja anak rakyat
yang bernama Ken Angkrok yang tampil membelanya. Di tahun 1960, bernama DN
Aidit. Peinkarnasi sejarah sekalian reinkarnasi budaya telah berulang secara
gamblang di Indonesia.
Ketika jaman
Rasulullah, ada seorang sahabat yang kurang disenangioleh sahabat yang lain,
karena cara berpikirnya yang revolusioner, yaitu sahabat Abu Zdhar Al-Gifari.
Rasulullah selalu mencium aroma sorga jika berdekatan dengan Abu Zdhar. Ketika
Rasulullah wafat. Abu Zdhar Al-Gofar disingkirkan oleh para sahabat. Te,[at dan
mangkatnya dimana? Semua sahabat hanya mengangkat bahu.
Di abad milenium
yang marak dengan teknologi canggih. Abu Zdhar Al-Girari muncul di Republik
Rakyat Libia, berupa Dewan Revolusi Libia, berupa Dewan Revolusi Militer yang
dipimpin oleh kolonel Mu’amar Khadafy. Dunia Islam kurang senang dengan
sikapnya yang revolusioner itu, terutama Saudi di Arabia. Dengan dana yang
ridak masuk akal. Dunia diminta untuk menghancurkan Republik Rakyat Libia itu.
Nabi Ibrahim.
Leluhur para Nabi yang hidup di Negara Adijaya dan Adikuasa, Babilonia,
melakukan gerakan revolusi tentang keesaan Tuhan yang disebut Taukhid. Ribuan
tahun kemudian, gerakan revolusi itu diwariskan kepada Muhammad dalam wujud
Dien bernama Islam dalam skala Universal, untuk seluruh dunia sebagai Rahmatal
lil alamin.
Nun jauh di
Nuswantara Jawadhipa, seorang Raja bijak yang setingkat dengan Nabi, Sri Aji
Jayabaya, mampu membaca keadaan jaman. Ribuan tahun kemudian,kemampuannya
ditangkap oleh generasinya yang bernama SOEKARNO yang melahirkan Pancasila dan
Bhineka Tunggal Ika. Suatu bentuk Reinkarnasi sejarah dan buaday, dalam skala
Nasional.
Generasi yang
mampu membaca keadaab seperti Soekarno, sepertinya tidak ada atau masih
menunggu seribu tahun lagi. Malah generasi sesudah Soekarno, telah melakukan
penyimpangan dari wawasan Sri Aji Jayabaya tentang kepemimpinan yang harus
berlaku di Nuswantara Jawadhipa yang tersusun dalam aksara Ajisaka Na ta ne
ga ra, tentapi proses lebih lanjut seperti menolak rainkernasi sejarah,
menjadi Na ta bi dur ga. Tetapi masih ada yang mau menengahi, dijadikan
Na ta bi gus ti, sebab proses itu dianggap semacam Goro-goro.
Tetapi goro-goro
itu bakal terulang kembali dengan munculnya sejumlah Caleg Perempuan dalam
bentuk jatah yang tidak bersifat fitrah dan alami. Para caleg perempuan itu
cukup menggoda, bergaa selebriti, serdada montok, seperti Selir di jaman
Mataram. Semoga sejarah Mataram, tidak berulang di Nuswantara Indonesia. Membanggakan
sejumlahnSelir yang diperolehnya. Semuanya berdada Kembum, terutama
perempuan-perempuan dari Blambangan. Air susunya berwarna biru, sehingga
mengakibatkan bersilang julukan dalam kuasa.
“siapa yang
Mangku Bumi dan siapa yang Mangku Buana?”
Persaingan
antara kedua kekuatan itu, akibat isu para Selir yang ingin memiliki kekayaan
yang berlimpah. Sehingga kartosura pindah posisinya menjadi Surakarta. Persaingan
itu berlanjut cukup sengit dan panas. Tetapi untungnya yang membuat wangsa itu
jadi beruntung tangandan kakinya, sebab masih ada otak VOC dan kuasa india
Belanda yang mau mendaimakan, sebab Olanda yang pendatang baru itu, punya
kekuatan moral dan material, untuk menjajah Nuswabtara selama ratusan tahun.
Reinkarnasi sejarah
dan reinkernasi budaya, selalu berulang pada setiap masa. Sampai sampai Tuhan
bersumpah kepada masa “Wal Asri inna linsana la fi husrin”. Demi masa,
sesungguhnya manusia itu selalu dalam kerugian. Karena tidak mampu membaca
keadaan.
Keadaa sekarang
ounya potensi berulangnya sejarah. Sejarah masa lalu. Semoga pengulangan itu
hanya sekedar goro-goro, sehingga tidak membuat bangsa ini lebih terpuruk Kas
Sarilin. Calon dari Yogyakarta dan calon dari Surakarta serta sejumlah anggota
legislatif selebriti, merupakan potensi “Berulangnya Sejarah Mataram” di negara
kesatua Republik Indonesia.
Hasnan Singodiamayan
Pengarang “Suluk Mu’tazilah”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar