Cari Entri lain

Kamis, 01 Mei 2014

REINKARNASI SEJARAH



            Reinkarnasi sejrah punya arti yang sangat luas dari pada Sejarah Berulang, sebab bisa ditafsirkan lain oleh pandangan picik yang hanya ,emgacu pada arti harfiah Return, ulang, mengulang dan berulang, tidak sampai menjurus pada arti “Uswah” dengan nilai spiritualnya yang di dukung oleh nilai Rirus dan nilai Situs. Tidak terikat oleh waktu, ruang dan keadaan. Mungkin dalam segala yang lebih luas dan mungkin dalam skala yang lebih kecil. Mungkin bersifat Global dan Universal dan mungkin juga, berkadar Nasional dan lokal atau berkadar personal.
Tokoh yang mampu membaca Reinkarnasi budata dan sejarah itu, adalah para Nabi, baik yang tercatat dalam Kitab suci, maupun yang terkenal secara fitrah dilingkungannya,seperti Sidharta Guetama dan Sri Aji Jayabaya dari Dhaha. Generasi pemikir berikutnya, hanya mempelajari dan menggali dari mereka, baik ucapannya maupun sikapnya.

Sejumlah peristiwa, kalau mau dipikir dan dicatat, merupakan pengulangan “ayat ayat impirik” bagi setiap orang atau komunitas yang mau “berdzikir dan tafakur” dalam laku dan arti yang sebenarnya, bukan dalam bentuk seremonial penuh artribut dengan pembohongan dan pembodohan pada ummat.
Ketika Partai Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia, terkesan mendukung Pemberontakan PRRI/Permesta di Sumatera dan di Sulawesi. Sejarah Kebo-ijo di Tumampel dengan Keris Empu Gandring, telah berulang ditahun 1960. Partai Masyumi dan PSI menjelma menjadi Parai Kebo-Ijo.
Keris Empu Gandring yang mencuat di Sumatera dan di Sulawesi, dinilai semacam kekuatan untuk melumpuhkan Tumampel. Justru yang terjadi, seorang remaja anak rakyat yang bernama Ken Angkrok yang tampil membelanya. Di tahun 1960, bernama DN Aidit. Peinkarnasi sejarah sekalian reinkarnasi budaya telah berulang secara gamblang di Indonesia.
Ketika jaman Rasulullah, ada seorang sahabat yang kurang disenangioleh sahabat yang lain, karena cara berpikirnya yang revolusioner, yaitu sahabat Abu Zdhar Al-Gifari. Rasulullah selalu mencium aroma sorga jika berdekatan dengan Abu Zdhar. Ketika Rasulullah wafat. Abu Zdhar Al-Gofar disingkirkan oleh para sahabat. Te,[at dan mangkatnya dimana? Semua sahabat hanya mengangkat bahu.
Di abad milenium yang marak dengan teknologi canggih. Abu Zdhar Al-Girari muncul di Republik Rakyat Libia, berupa Dewan Revolusi Libia, berupa Dewan Revolusi Militer yang dipimpin oleh kolonel Mu’amar Khadafy. Dunia Islam kurang senang dengan sikapnya yang revolusioner itu, terutama Saudi di Arabia. Dengan dana yang ridak masuk akal. Dunia diminta untuk menghancurkan Republik Rakyat Libia itu.
Nabi Ibrahim. Leluhur para Nabi yang hidup di Negara Adijaya dan Adikuasa, Babilonia, melakukan gerakan revolusi tentang keesaan Tuhan yang disebut Taukhid. Ribuan tahun kemudian, gerakan revolusi itu diwariskan kepada Muhammad dalam wujud Dien bernama Islam dalam skala Universal, untuk seluruh dunia sebagai Rahmatal lil alamin.
Nun jauh di Nuswantara Jawadhipa, seorang Raja bijak yang setingkat dengan Nabi, Sri Aji Jayabaya, mampu membaca keadaan jaman. Ribuan tahun kemudian,kemampuannya ditangkap oleh generasinya yang bernama SOEKARNO yang melahirkan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Suatu bentuk Reinkarnasi sejarah dan buaday, dalam skala Nasional.
Generasi yang mampu membaca keadaab seperti Soekarno, sepertinya tidak ada atau masih menunggu seribu tahun lagi. Malah generasi sesudah Soekarno, telah melakukan penyimpangan dari wawasan Sri Aji Jayabaya tentang kepemimpinan yang harus berlaku di Nuswantara Jawadhipa yang tersusun dalam aksara Ajisaka Na ta ne ga ra, tentapi proses lebih lanjut seperti menolak rainkernasi sejarah, menjadi Na ta bi dur ga. Tetapi masih ada yang mau menengahi, dijadikan Na ta bi gus ti, sebab proses itu dianggap semacam Goro-goro.
Tetapi goro-goro itu bakal terulang kembali dengan munculnya sejumlah Caleg Perempuan dalam bentuk jatah yang tidak bersifat fitrah dan alami. Para caleg perempuan itu cukup menggoda, bergaa selebriti, serdada montok, seperti Selir di jaman Mataram. Semoga sejarah Mataram, tidak berulang di Nuswantara Indonesia. Membanggakan sejumlahnSelir yang diperolehnya. Semuanya berdada Kembum, terutama perempuan-perempuan dari Blambangan. Air susunya berwarna biru, sehingga mengakibatkan bersilang julukan dalam kuasa.
“siapa yang Mangku Bumi dan siapa yang Mangku Buana?”
Persaingan antara kedua kekuatan itu, akibat isu para Selir yang ingin memiliki kekayaan yang berlimpah. Sehingga kartosura pindah posisinya menjadi Surakarta. Persaingan itu berlanjut cukup sengit dan panas. Tetapi untungnya yang membuat wangsa itu jadi beruntung tangandan kakinya, sebab masih ada otak VOC dan kuasa india Belanda yang mau mendaimakan, sebab Olanda yang pendatang baru itu, punya kekuatan moral dan material, untuk menjajah Nuswabtara selama ratusan tahun.
Reinkarnasi sejarah dan reinkernasi budaya, selalu berulang pada setiap masa. Sampai sampai Tuhan bersumpah kepada masa “Wal Asri inna linsana la fi husrin”. Demi masa, sesungguhnya manusia itu selalu dalam kerugian. Karena tidak mampu membaca keadaan.
Keadaa sekarang ounya potensi berulangnya sejarah. Sejarah masa lalu. Semoga pengulangan itu hanya sekedar goro-goro, sehingga tidak membuat bangsa ini lebih terpuruk Kas Sarilin. Calon dari Yogyakarta dan calon dari Surakarta serta sejumlah anggota legislatif selebriti, merupakan potensi “Berulangnya Sejarah Mataram” di negara kesatua Republik Indonesia.
Hasnan Singodiamayan
Pengarang “Suluk Mu’tazilah”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar