Dr. Sir Muhammad Iqbal :
Demi Kekuatan Jiwa yang memadati segenap ruang
Wujud-Mu telah terbukti sangat abadi
Betapa aku pernah tidak percaya, bahwa Engkau ada atau tiada
Selagi angka-angka masih beranjak dalam kisaran waktu
Siapakah yang pernah mendengar getar music atau peristiwa
ini ?
Apakah para Punjangga dan Pengembara yang mengembang
falsafah
Atau para Cendikiawan yang masih menghitung-hitung jumlah
kartika di angkasa.
Tuhan
Disaat ini telah kusaksikan Kekuasaan Sorga dan Neraka
Yang kukira cuma permainan ata para Ulama dan Pendeta
Sedang aku sendiri selalu terpenjara oleh kerja pagi dan
senja
Dan engkau benar-benar berwajah sangat abadi
Yang mempesona setiap mata yang jeli
Berikanlah padaku waktu seketika
Untuk menjawab pertanyaanku
Yang selama itu selalu diperbincangkan para Ahli
Demikianlah Tuhan :
Ketika aku masih mengembara dibwah atap angkasa-Mu
Duka dan luka telah menghujam ddadaku
Dari pkir demi pikirku yang membengkak
Jiwaku jadi meledak dan memberontak
Sebab tiada satupun ilmu pengetahuan
Yang pernah mempercakapkan, cara bagaimana mempercayai
Kekuasaan-Mu
Sebab kejadian debu yang Engkau Ciptakan
Sebagai Manusia dan Khalfah dibawah payung Kekuasaan-Mu
Telah bertindak semacam Dewa Pembawa api
Yang membakar dunia timur sampai haneur
Dan bertindak laksana Raksasa membawa legam pemberat
Yang menindik dunia barat.
Kecermelangan ilmu pengetahuan dan ruh ruh keyakinan
Telah dipermainkan dengan kehidupan yang penuh penipuan
Sebab tempat perhitungan Bursa di kota-kota
Jauh lebih mulya ditimbang Ka’bah dan Aqsa
Mereka telah bermain dengan dadu dan adu
Kebahagiaan bagi yang segelintir
Seribu kematian bagi yang tergelincir
Pengetahuan dan falsafah
Perguruan tinggi dan kuliah kuliah
Telah menghajarkan Hak yang sama
“Untuk sama-sama menghisap darah manusia”
Kemewahan dan kelebihan
Telah bersaing dengan kebutuhan
Sebab kemenangan masih berada di ujung barat
Matahari seperti tak pernah bisa terbit kembali
Karena Enersi sudah bisa bekerja sendiri
Dengan segenap daya tanpa Budi
Karena segalanya sudah berada dikaki Duli
Demi Nurani yang masih bisa berbisik
Tangan berdaulat bukan di pesawat
Angka-angka tak dapat dhitung dengan muslihat
Sebab jari jemarilah bakal mengkeret
Karena usiamu teah berlanjut
Dan wajahmu sudah pada berkeriput
Sedang dayamu telah bercarut kusut
Tetapi kebenaran yang Mukjijat
Masih menghimbau dengan berbagai ayat
Bahwa diatas kekuatan manusia yang nisbi
Masih bersemayan Kekuatan Yang Hakiki.
Betapa pahi perjalanan Manusia
Yang telah tertelan oleh waktu dan jam jam kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar