Surat
surat pendek dalam kitab suci Al-Qur’an yang biasa disebut Surat surat Mantra,
mengandung makna yang naratif bagi yang membacanya. Banyak yang beranggapan,
berada di Juz tiga puluh, tetapi ada juga yang beranggapan pada bagian bagian
tertentu yang diawali dengan kata perintah “qul” yang bermakna “katakan” atau
“ucapkan”.
Ketika
turunnya wahyu dengan kata perintah “qul” itu pada mulanya ditujukan kepada
Rasulullah, untuk disampaikan kepada ummat manusia sejagad. Tetapi ketika
dibaca oleh ummatnya secara naratif, adalah bagi ummatnya yang secara langsung
untuk dirinya sendiri dan lingkungannya.
Tetapi
tidak setiap peribadi ummatnya yang mampu memasuki nilai naratifnya itu. Sebab
merupakan suatu bentuk narasi yang sangat lengkap dan sempurna. Hanya
Rasulullah yang mampu secara intuitif bisa memaknai kandungannya dan sejumlah
kecil dan terbatas untuk orang orang yang berpengetahuan “Landuni”.
Sebab
narasinya berbicara tentang masa lalu, masa kini, masa depan dan masa yang akan
datang sesudahnya. Berbeda waktu, berbeda tempat dan berbeda keadaan. Belum
lagi materi penyampaiannya. Ada yang tertulis dalam bahasa Arab dan ada juga
yang disampaikan secara “mastur dan marqum”.
Untuk
itu dituntut untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang sangat luas dan pengetahuan
bahasa Arab yang mendalam, disamping pengetahuan bahasa lain sebagai pendukung
utamanya. Pengertian Ulama yang salah kaprah, harus sudah dibuang jauh jauh
dari perbendaraan Agama dan digantikan oleh Ulil Albab.
Narsisme
Arab, harus dikikis habis habisan, sebab nilai ritusnya sama dengan Nazisme.
Arab Uber Alles, Arab above all. Kecuali Nabi dan Keluarganya serta para
sahabat sahabatnya yang “selamat” dari gaya DAS LIED DER ARABISCHEN, sebab
ummat Islam telah dpersenjatai oleh Nabi dengan ucapan “Yu’la, wa la Ya’lu
alaihi” (Berada diatas dan tidak ada lagi diatasnya).
Bahasa
Arab, adalah bahasa yang Maha tinggi nilai sastranya. Sehingga Tuhan
menggunakan bahasa Arab untuk Kitab Sucinya yang terakhir. Sebab menurut
penilaian Tuhan disejumlah ayat ayatnya di Al-Qur’an “Jika kitab suci itu
menggunakan bahasa selain bahasa Arab”. Dikawatirkan ummatnya besok, bakal
menyembah “Perlambang” kata katanya atau bakal menyembah “Perlambang” huruf
hurufnya yang dinilai mengandung mantra kekuatan. (Kenyataan dilapangan dimana
saja sudah terbukti yang dikawatirkan Tuhan itu).
Berhubungan
bahasa Arab itu, nilai sastranya Maha Tinggi, maka maknanya dalam bahasa lain,
diperlukan kajian yang sangat mendalam, agar penafsirannya tidak menyimpang
dari maknanya, sehingga bisa di ta’wilkan menurut perkembangan jaman. Maka kitab
suci Al-Qur’an tetap actual sepanjang masa seperti yang dijanjikan Tuhan.
Contoh
yang sederhana terdapat pada surat Al-Lahab, sebab yang dimaksud dan yang
namanya “Abu Lahab”, bukan Cuma nama pribadi seorang tokoh Quraisy yang dikutuk
Tuhan di jaman Nabi, tetapi tokoh “Keserakahan” di sepanjang masa ada dan
berada dimana mana, yaitu “Kapitalisme”.
Bapak
Keserakahan (Das Kapital)
Dengan
Nama Allah yang Pengasih dan Penyayang
1. Binasalah
kedua tangan bapak Keserakahan dan pasti dibinasakan.
2. Percuma
saja kekayaan dan harta benda yang mereka kumpulkan menjadi modal.
3. Sebab
nantinya akan melahirkan api kesengsaraan bagi umat.
4. Para
perempuan perempuan mereka, ikut menambah kesengsaraan itu dengan menimbun
harta kekayaannya itu dengan sangat serakah di Bank Bank.
5. Sehingga
berakibat leher mereka terjerat erat dengan keserakahannya itu sendiri di pasar
bursa.
Maha benar apa yang disabdakan
Tuhan.
Dan
masih banyak lagi sejumlah surat surat, terutama surat mantra dan pendek di Juz
Tigapuluh yang interprestasinya jelas nyatam untuk segala masa dan dimasa apa
saja asal ummatnya memahami sumpah Tuhan tentang “masa”.
PEPERANGAN
yang terjadi pada abad ini, merupakan gambaran yang jelas, pada Surat AL_ADIYAT
(Kendaraan perang)
Dengan
nama Allah yang Pengasih dan Penyayang
1. Demi
kendaraan perang yang melaju sangat cepat seperti kilat di tengah medan terbuka
2. Dengan
memuntahan peluru kematian, berupa kilatan api panas pada sasarannya
3. Berupa
serangan kilat di pagi buta
4. Menerbangkan
gumpalan debu yang naik ke angkasa
5. Menyerang
tepat di pusat sasaran
6. Sesungguhnya
manusia itu sangat ingkar kepada Tuhan
7. Sesungguhnya
manusia itu sendiri telah mengakui keingkarannya sebagai IMPERIALIS
8. Sebagai
tanda tandanya, mereka sangat pelit dengan pemilikannya, dan sangat mencintai
pada kekayaannya.
9. Apaah
mereka tidak sadar tentang dirinya yang bakal dibangkitkan dari kuburnya?
10. Sambil
melampiaskan rasa penyesalannya yang ada didalam dadanya
11. Sesungguhnya
Tuhan pada hari dan ketika itu, telah mengetahui apa yang telah terjadi
(Di Indonesia,
di Vietnam, di Koream di Kamboja, di Afgan, di Amerika latin, di Magribi
Afrika, di Iran, di Irak, di Libia dan entah dimana lagi besuk).
Kitab suci Al
Qur’an yang diturunkan Tuhan kepada manusia dalam bahasa Arab dan yang nilai
setiap hurufnya punya arti. Merupakan Kitab suci yang mampu menyelesaikan
masalah alam, sejak alam itu sendiri diciptakan sampai besuk di akhir zaman,
ketika alam dimusnahkan oleh Penguasanya. ALLAHU RABBIL ALAMIN.
Hasnan
Singodimayan
Pengarang
“Suluk Mu’tazilah”