Di
jaman saya remaja, Nabi Khidir pernah datang ke Indonesia, sebanyak tiga kali,
membimbing dua orang Menteri untuk tetap bersabar oleh pelesetan namanya dan
seorang lagi Seniman.
Nabi Khidir untuk pertama kali mendampngi Menteri Pendidikan
Nasional, Profesor DAWUD YUSUF yang dipelesetkan namanya menjadi DAVID YOSEV. Sebab
menteri itu mengharapkan pelajaran AGAMA, untuk tidak diajarkan
disekolah, tetapi DIAJARJADIKKAN di rumah masing-masing secara intensif oleh
keluarganya. Apalagi pandangan orang tua murid dan walinya, banyak berbeda
dengan guru Agamanya di sekolah.
Maka DAWUD YUSUF, berganti namanya menjadi DAWUD YUSUF.
Harapan kedua dari Menteri Pendidikan Nasional DAVID
YUSUF, agar penerimaan MAHASISWI yang jelas perempuan itu di Perguruan Tinggi
Negeri, untuk tidak memakai jilbab atau Kerudung, sebab bakal digunakan
sebagai IDENTITAS pribadi seseorang, sehingga tidak sampai disalahgunakan oleh
pihak ketiga.
Karena harapan itu, kembali nama DAVID YUSUF diganti
namanya secara lengkap sebagai DAVID YOSEV, Profesor Atheis dari Zion.
Menteri kedua yang didampingi Nabi Khidir, adalah Menteri
Agama Profesor Mukti Ali. Karena Menteri Agama itu, memutuskan suatu Surat
Penetapan untuk Jabatan Kepala Kantor Urusan Agama tingkat Kecamatan
(Kuaket).di jabat oleh seorang SARJANA. Sekalipun belum berpengalaman, tetapi
punya wawasan, disbanding Kepala Kepala terdahulu yang banyak pengalaman,
tetapi sangat minim dengan wawasan.
Menteri
Agama Profesor MULTI ALI, ditusuk dari satu arah, tetapi masih bisa mengelak. Namun
ketika MUKTI ALI, Menteri Agama itu punya pola pikiran dengan suatu harapanm
agar calon Jamaah Haji INDONESIA yang akan melaksanakan rukun Islam yang
kelima, pergi ke Mekkah di Negara ARAB yang masih Saudi. Diharuskan untuk
melengkapo dua SERTIFIKAT NAsional dan Regional, yaitu punya Sertifikat P4 dan
sertifikat Manasik dari daerahnya. Sebab mereka merupakan Duta Bangsanya.
Maka MUKTI ALI yang Menteri Agama
itu, memperoleh tusukan dari dua arah. Dari dua lembaga Keberagaman yang
kursial. MUKTI ALI cepat cepat mengahadap PRESIDEN untuk mengundurkan diri,
sebelum Namanya dipelesetkan dan dpertegas menjadi MUKTI ALI MUKTAZILAH.
Pelesetan
Nama bukan menjadi masalah utama, selama NABI KHDIR berada disampingnya. Modal
Sabar dan Moral Kesabaran merupakan senjata yang paling ampuh untuk bertahan,
ketika difitnah dan diberikan nama Wayan dan Pecalang Peceleng, tetapi namanya
masih berkibar kibar secara Nasional, dikenal dimana mana.
Om Swasu
Astu
HASNAN
SINGODIMAYAN
Pengarang
“Suluk Mu’tazilah”