Keduanya kata
kerja bahasa Inggris, tetapiarti impiriknya berada didalam film cerita, sulit
diterjemahkan dalam bahasa harian, sebab sudah berakar ilmu pengetahuan sineas,
jika tokoh Nopoleon seperti Marlon Brande, jika tokoh Cleopatra seperti Liz
Taylor dan Raja Nere, seperti Peter Ustinov. Mereka yang kritis kemudian bertanya “Apa tidak
sebaliknya? Marlon Brande seperti Nopoleon, Liz Taylor seperti Cleopatra dan
Peter Ustinov seperti Raja Nere?.
Bukan masalah
terbalik dan tidak terbalik, tetapi masalah Casting dan Acting “Pemilihan
tokohnya yang tepat dengan harapan”, bukan seperti film da sinetron Indonesia. Pemilihan
tokohnya tidak pernah tepat sama sekali, apalagi actingnya. Hanya sekali yang
secara kebetulan pemilihan castingnya hampir cocok, yaitu Cut Nyak Dien yang
Kristin Hakim. Sesudah itu tak pernah ada aktor yang dapat diandalkan sebagai
tokoh Indonesia.
Hanya sekilaspada
tokoh Kiyahi Ahmad Dahlan dan Kiyahi Wahid Hasyim, tetapi tokoh Bung Karno
dalam Revolt in Paradie, masih kurang terkesan. Pemilihan seorang tokoh dalam
cerita film, bukan semacam pemilihan tokoh dalam Pemilihan umum.
Sejumlah gambar
berderet deret sejumlah jalan dengab sejumlah actingnya yang bergaya kampungan
dan sejumlah litle creditnya yang sarat dengan pembohongan dan pembodohan. Sebab
jadinya nanti seperti film sinetrom yang “tidak sesuai dengan harapan”.
Mereka tidak
seperti Cut Nyak Dien, tidak seperti Ahmad Dahlan dan tidak seperti Wahid
Hasyim, apalagi seperti Bung Karno. Mereka Cuma seperti Selebriti yang berperan
di film sinteron. Jadi apa saja, asal bisa tampil dan dapat duit banyak. Urusan
bermutu dan tidak bermutu, adalah urusan belakang yang tidak perlu diurus.
Mereka para
selebriti itu, tak punya nurani dan tak punya cita cita. Bagaimana Republik ini
nantinya, mereka tak peduli. Dijajah kembali oleh materi atau jadi tiga belas
negara kecil-kecil, mereka tak peduli dan tak peduli. Panacasila jadi Panci
selo, sebagai wadahnya batu dan rakyat makan batu, mereka tak pernah peduli.
Sebab di
kepala mereka hanya terbayang duit dan kulit, sehingga tidak perlu adanya
Casting dan Acting untuk para caleg, sebab mereka itu bukan tokoh, mereka cuma aktor
dan aktris yang tidak berbakat. Casting dan actingnya, cuma pembodohan dan
pembohongan.
HASNAN SINGODIMAYAN
Pengarang "Suluk Mu'tazilah"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar