Cari Entri lain

Kamis, 03 April 2014

CASTING DAN ACTING



Keduanya kata kerja bahasa Inggris, tetapiarti impiriknya berada didalam film cerita, sulit diterjemahkan dalam bahasa harian, sebab sudah berakar ilmu pengetahuan sineas, jika tokoh Nopoleon seperti Marlon Brande, jika tokoh Cleopatra seperti Liz Taylor dan Raja Nere, seperti Peter Ustinov. Mereka  yang kritis kemudian bertanya “Apa tidak sebaliknya? Marlon Brande seperti Nopoleon, Liz Taylor seperti Cleopatra dan Peter Ustinov seperti Raja Nere?.
Bukan masalah terbalik dan tidak terbalik, tetapi masalah Casting dan Acting “Pemilihan tokohnya yang tepat dengan harapan”, bukan seperti film da sinetron Indonesia. Pemilihan tokohnya tidak pernah tepat sama sekali, apalagi actingnya. Hanya sekali yang secara kebetulan pemilihan castingnya hampir cocok, yaitu Cut Nyak Dien yang Kristin Hakim. Sesudah itu tak pernah ada aktor yang dapat diandalkan sebagai tokoh Indonesia.

Hanya sekilaspada tokoh Kiyahi Ahmad Dahlan dan Kiyahi Wahid Hasyim, tetapi tokoh Bung Karno dalam Revolt in Paradie, masih kurang terkesan. Pemilihan seorang tokoh dalam cerita film, bukan semacam pemilihan tokoh dalam Pemilihan umum.
Sejumlah gambar berderet deret sejumlah jalan dengab sejumlah actingnya yang bergaya kampungan dan sejumlah litle creditnya yang sarat dengan pembohongan dan pembodohan. Sebab jadinya nanti seperti film sinetrom yang “tidak sesuai dengan harapan”.
Mereka tidak seperti Cut Nyak Dien, tidak seperti Ahmad Dahlan dan tidak seperti Wahid Hasyim, apalagi seperti Bung Karno. Mereka Cuma seperti Selebriti yang berperan di film sinteron. Jadi apa saja, asal bisa tampil dan dapat duit banyak. Urusan bermutu dan tidak bermutu, adalah urusan belakang yang tidak perlu diurus.
Mereka para selebriti itu, tak punya nurani dan tak punya cita cita. Bagaimana Republik ini nantinya, mereka tak peduli. Dijajah kembali oleh materi atau jadi tiga belas negara kecil-kecil, mereka tak peduli dan tak peduli. Panacasila jadi Panci selo, sebagai wadahnya batu dan rakyat makan batu, mereka tak pernah peduli.
 Sebab di kepala mereka hanya terbayang duit dan kulit, sehingga tidak perlu adanya Casting dan Acting untuk para caleg, sebab mereka itu bukan tokoh, mereka cuma aktor dan aktris yang tidak berbakat. Casting dan actingnya, cuma pembodohan dan pembohongan.

HASNAN SINGODIMAYAN
Pengarang "Suluk Mu'tazilah"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar