Hasnan
Singodimayan
JAWA,
menurut pengertian “Jawanologi” merupakan Jawa Purba yang meliputi seluruh
pulau Jawa, Madura dan Bali dalam kajian budaya. Tetapi perkembangan lebih
lanjut, malah kian menyempit hanya pada “Jawa Mataraman dan Kebudayaan
Mataram”. Di ikuti oleh gerak “Rancake Sunda dan Banteen” dan “Celurit Mas”
dari Serambi Madinah Madura. Blambangan dan Bali, masih berada pada Rana Ritual
penuh dengan misteri.
Sedang
sebenarnya, Jawa, Madura dan Bali, harus pada Jawa Purba sebagai SANGHYANG
SIRAH DAN SANGYANG JAGAD, berdasar pada Ramalan Raja Jayabaya dari Kerajaan
Dhaha Kediri. Kajia itu diperoleh dari institute JAVANOLOGI, ketika bertemu di
Surabaya dan berbincang bincang dengan Tim Selayang Pandang Blambangan, jika
pulau Jawa, Madura dan Bali itu, situsnya berbentuk seperti seseorang yang
melakukan SESEMBAHAN.
Ketika
Ilmu Pengetahuan telah mengenal Peta Dunia secara matematik + global, maka peta
Pulau Jawa, Madura dan Bali, tergambar dalam skala yang benar dan tepat. Maka
benar benar SITUS pulau Jawa, Madura dan Bali, tergambar seperti seseorang yang
tengah melakukan sesembahan dalam posisi berdiri, jika arah timur Alas Purwa
dan Pulau Bali berada di atas (Lihat gambar terlampir yang didukung dengan
pemotretan dari statelit).
BLAMBANGAN
yang terletak diatas, berupa kepalanya sebagai SANGHYANG SIRAH, MEMAKAI MAHKOTA
berupa tengkulluk atau Ompyok tergambar ALLAS PURWA alias Hutan Purba. Telah
dijadikan wilayah mistik oleh beberapa kalangan, untuk memperoleh intuisi kadar
tertinggi, guna mendapatkan kekuatan spiritual dan natural. Sejumlah tokoh
tokoh Nasional pernah dan sering berdatangan kesana.
PULAU
MADURA, merupakan dekapan kedua tangannya di hadapan SIRAH atau kepala yang
melakukan permohonan dengan ucapan takbir SIRAH atau kepala yang melakukan
permohonan dengan ucapan takbir bagi muslim. PROBOLINGGO, MALANG DAN LUMAJANG,
Tergambar seperti lehernya. SURABAYA DAN SEKITARNYA, merupakan dadanya dan
berjantung di KEDIRI DHAHA, situs tempat Jayabaya. Adapun JAWA TENGAH dan
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, tergambar seperti perutnya yang langsing, tahan
terhadap nafsu serakah berupa “Mangan lan minum endro”. Borobudur merupakan
pusar yang benar benar terletak di Pusat. Sebab jika diukur dari ujung wetan
semenanjung Blambangan dan dari Ujung kulon Banten yang banyak dengan kepala
batu itu sama jaraknya.
JAWA
BARAT ATAU SUNDA, merupakan bagian dari pinggulnya yang semok. Propinsi BANTEN,
merupakan gambaran betis dan kakinya. Sedang lutunya berada di DAERAH KHUSUS
IBU KOTA JAKARTA. Dikalangan orang Jawa disebutnya BONDO DENGKUL.
PULAU
BALI yang terletak di atas SANGHYANG SIRAH, merupakan bentuk harapan dan cita –
cita, bagi setiap orang yang melakukan sesembahan dengan sungguh sungguh dan
khusus’ untuk memperoleh balasan NIRWANA atau JANNATUN NAIM, berupa SORGA LOKA
TANPA SIKSA NERAKA.
Bentuk
pulau JAWA, MADURA DAN BALI yang sedemikian itu, bukan suatu proses yang
kebetulan secara alami, setelah tenggelamnya Benua Atlantik, tetapi atas
kehendak Tuhan. Sebenarnya mitos semacam itu, merupakan bagian dari kepercayaan
manusia sebagai hamba Allah dan Khalifah yang diperintahkan Tuhan dalam
sabdanya sebagai berikut “Bacalah keadaan itu atas Nama Tuhanmu yang
menciptakan alam dari sejumlah Partikel Kun Fa Yakun (Higgs Bosson)”.
Partikel
Higgs Bosson yang baru diketemukan itu, merupakan pintu gerbang SAINS untuk
meneliti keberadaan alam mistik, seraya mengurai misteri kehidupannya yang
sarat dengan MITOLOGI, seperti yang tergambar pada SANGHYANG SIRAH DAN SANGHYANG
JAGAD, ynag sering disebut sebagai MEDANG KAMULAN atau SABA’
Sejarah
perkembangan JAWA “sejak jaman purba sampai dengan jaman modern sekarang ini”
selalu menjadi kajian Para Pakar dunia dari berbagai bidang ilmu pengetahuan,
terutama populasinya dan sejumlahh etnografisnya. Sebab Jawa tidak terlepas
dengan perkembangan agama – agama besar di dunia. Dan selalu ditunjang oleh
perkembangan budayanya yang bernilai sangat tinggi, agung dan religi.
Perkembangan
Jawa yang sedemikian itu, sebab sejarah Jawa, mengikuti Hukum Evolusi dan Hukum
Revolusi, menurut kaidah Islam yang disebut SUNNATULLAH DAN SUNNATURRASUL.
Agama Daud atau Budha yang berasal dari Cina dan transit di Sriwijaya.
Pengembangannya berpusat du Jawa. Pengembangan adama Hindu yang dibawa generasi
Zdulkurnain dari India, di Jawa perkembangan sangat indah dan menarik, menyatu
dengan agama Budha, menjadi agama Dhaha, Hindu Budha, yang dianut oleh Pangeran
JAYABAYA.
Jejak
armada Majapahit ke Asia Timur dan Asia Barat, sekembalinya di ikuti oleh
perkembangan Agama Islam ke pulau Jawadhipa. Dari daratan Cina dan dari
semenanjung Gujarat. Perkembangan Agama Islam begitu pesat dan cepat. Mengikuti
Hukum Revolusi, sebab hanya dalam waktu yang sangat singkat, FEODALISME JAWA
DIGUSUR BERJUASI. Pedagang pedagang Muslim yang berdaangan di PANTURA YANG
DISAMBUT oleh para Penguasa setempat yang menamakan dirinya JAWA PESISIRAN DAN
BUKAN JAWA MATARAMAN.
Oleh
para WALI, perkembangan itu dinilai sebagai KEHARUSAN SEJARAH dan oleh para
RESI yang berkonsentrasi di Blambangan dan di Bali, dinilai sebagai KENYATAAN
SEJARAH. Kehagursan Sejarah dan kenyataan Sejarah, merupakan Kehendak Tuhan dan
buka suatu kebetulan, jika pulau Bali merupakan kenyataan sejarah MASA LAMPAU
yang masih bisa DILIHAT WUJUDNYA dengan mata telanjang dan bisa DIRASA nilai
ritualnya dengan perasaan. Di dalam Al’ Qur’an disebut ATSARUL QADIMAH. Sebagai
gambaran NIRWANA yang berada di atas SANGHYANG SIRAH BALAMBANGAN.
Maka
benar kemudian, jika Pulau Bali dikenal dengan sejumlah nama sebagai “Pulau
Dewatam Oulau Nirwana, Pulau Seribu Pura, Pulau Maha Meru tanpa kasta dan Pulau
Sanghyang Widari yang melahirkan banyak penari, untuk meramaikan budaya
Nusantara”. Pulau Bali masih ditakdirkan TUHAN Sanghyang Widi Esa, tetap kokoh
beragama HINDU DARMA.
Kemudian
perkembangan agama – agama di Nusantara dengan Narasi ummatnya yang begitu
banyak dan pesat, tidak sempat berbalik menjelajahi Indonesia, mengurangi
kenistaan yang terus menggelembung menjadi AMBISIS JAHILIYAH, tanpa adanya
SANGHYANG SIRAH yang mau BERFIKIR DAN BERDZIKIR, tentang literasi SANGHYANG
SIRAH yang disebut dalam RAMALAN JAYABAYA, bakal melahirkan RATU ALIT ANYOKOT
SURYA sebagai Penguasa SANGHYANG JAGAD. Demi kesejahteraan NUSANTARA INDONESIA.
BANYUWANGI
dalam kondisi mencuat secara Nasional dan internasional di ERA SEKARANG,
merupakan BERKAH dengan kedudukannya yang berada di SANGHYANG SIRAH yang punya
mata dan punya otak. Bermahkota ALAS PURWA yang sarat dengan Mistik dan
Metologi.
Tetapi
harus waspada pada Sanghyang yang tak bersirah dan yang bermata. Berupa
kekayaan yang berlimpah ruah, ada dimana mana. Dan waspada dengan PENOMENA ALAM
yang tidak terduga kemunculannya. “KULON GUNUNG WETAN SEGARA< KIDUL ALAS
ANGKER, ALAS PURWA”
***********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar